Jakarta: Campak, seringkali terjadi pada anak-anak dan banyak orangtua yang menganggap penyakit ini umum dan jinak seperti radang tenggorokan. Tetapi, para dokter setuju bahwa campak sebenarnya lebih sebanding dengan bentuk HIV (Human Immunodeficiency Virus) tingkat rendah.
Dilansir Fatherly.com, setelah tertular virus campak dapat merusak sel-T seseorang dan merusak sistem kekebalan tubuh selama bertahun-tahun dan tidak ada obatnya, seperti HIV. Penyakit campak jauh lebih berisiko daripada flu biasa.
Menurut dokter keluarga David Cope, campak lebih dari sekadar penyakit anak-anak karena campak sering menyerang sel-sel memori sistem kekebalan tubuh. Serangan pada sel-T ini adalah persis seperti bagaimana HIV menyerang tubuh penderitanya.
Namun, serangan HIV biasanya lebih intens dan permanen. Saat seseorang terkena campak, penderita biasanya mengalami gejala yang mirip dengan timbulnya HIV dan flu. Namun, seringkali memiliki ruam yang berbeda.
Biasanya, sistem kekebalan merespon virus dengan melepaskan sel-T yang dilengkapi dengan memori kekebalan sehingga mereka dapat mengingat kembali ancaman sebelumnya dan melawannya dengan lebih efektif. Tetapi, ketika virus campak memasuki aliran darah, ia akan menghancurkan sel memori dan menciptakan keadaan amnesia imun.

Ilustrasi--Foto:Shutterstock)
Hal ini dapat menekan sistem kekebalan hingga tiga tahun dan selama masa ini, anak-anak akan lebih rentan terhadap infeksi dan penyakit. Kondisi ini mirip dengan penderita HIV.
Menurut Profesor kesehatan masyarakat di Ball State University Jagdish Khubchandani, meski tidak ada bukti kehilangan kekebalan permanen, efek yang tersisa setelah seseorang terkena campak dapat membuat mereka rentan terhadap infeksi lain yang dapat sebabkan kematian atau penyakit. Setelah sistem kekebalan tubuh terganggu, anak-anak lebiuh mungkin tertular infeksi bakteri dan virus lain seperti pneumonia dan diare.
Dalam kasus yang lebih parah, campak dapat menyebabkan hepatitis serta kehilangan pendengaran dan pengelihatan. Campak juga dapat menyebabkan meningitis dan ensefalitis, atau kondisi otak fatal yang sangat langka atau panencephalitis subakut sklerosis. Ini karena campak dapat memicu pembengkakan otak. Seperti HIV, campak dapat sangat sulit diobati ketika komplikasi lain muncul.
Tetapi, penting untuk diketahui bahwa meskipun HIV dan campak memiliki kemiripan dalam hal bagaimana mereka mempengaruhi sistem kekebalan tubuh, cara penyebaran penyakit ini sangat berbeda. Secara epidemiologis campak dan HIV sangat berbeda.
Campak adalah penyakit yang menyebar melalui tetesan yang tetap menyebar di udara hingga dua jam. Campak 18 kali lebih menular daripada HIV.Tidak ada obat untuk campak. Sebagian besar anak-anak dengan sistem kekebalan tubuh yang sehat dapat pulih.
Karena itu, prosesnya bisa memakan waktu hingga tiga tahun. Selama jangka waktu itu, sistem kekebalan fungsional juga menurun.Inilah sebabnya mengapa vaksin MMR sangat penting. Bukan hanya tentang mencegah penyakit campaknya tetapi mencegah kondisi lain yang dapat disebabkan dari campak. Seperti HIV, campak dapat menghancurkan kemampuan tubuh untuk melawan infeksi.
Dilansir Fatherly.com, setelah tertular virus campak dapat merusak sel-T seseorang dan merusak sistem kekebalan tubuh selama bertahun-tahun dan tidak ada obatnya, seperti HIV. Penyakit campak jauh lebih berisiko daripada flu biasa.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Menurut dokter keluarga David Cope, campak lebih dari sekadar penyakit anak-anak karena campak sering menyerang sel-sel memori sistem kekebalan tubuh. Serangan pada sel-T ini adalah persis seperti bagaimana HIV menyerang tubuh penderitanya.
Namun, serangan HIV biasanya lebih intens dan permanen. Saat seseorang terkena campak, penderita biasanya mengalami gejala yang mirip dengan timbulnya HIV dan flu. Namun, seringkali memiliki ruam yang berbeda.
Biasanya, sistem kekebalan merespon virus dengan melepaskan sel-T yang dilengkapi dengan memori kekebalan sehingga mereka dapat mengingat kembali ancaman sebelumnya dan melawannya dengan lebih efektif. Tetapi, ketika virus campak memasuki aliran darah, ia akan menghancurkan sel memori dan menciptakan keadaan amnesia imun.

Ilustrasi--Foto:Shutterstock)
Hal ini dapat menekan sistem kekebalan hingga tiga tahun dan selama masa ini, anak-anak akan lebih rentan terhadap infeksi dan penyakit. Kondisi ini mirip dengan penderita HIV.
Menurut Profesor kesehatan masyarakat di Ball State University Jagdish Khubchandani, meski tidak ada bukti kehilangan kekebalan permanen, efek yang tersisa setelah seseorang terkena campak dapat membuat mereka rentan terhadap infeksi lain yang dapat sebabkan kematian atau penyakit. Setelah sistem kekebalan tubuh terganggu, anak-anak lebiuh mungkin tertular infeksi bakteri dan virus lain seperti pneumonia dan diare.
Dalam kasus yang lebih parah, campak dapat menyebabkan hepatitis serta kehilangan pendengaran dan pengelihatan. Campak juga dapat menyebabkan meningitis dan ensefalitis, atau kondisi otak fatal yang sangat langka atau panencephalitis subakut sklerosis. Ini karena campak dapat memicu pembengkakan otak. Seperti HIV, campak dapat sangat sulit diobati ketika komplikasi lain muncul.
Tetapi, penting untuk diketahui bahwa meskipun HIV dan campak memiliki kemiripan dalam hal bagaimana mereka mempengaruhi sistem kekebalan tubuh, cara penyebaran penyakit ini sangat berbeda. Secara epidemiologis campak dan HIV sangat berbeda.
Campak adalah penyakit yang menyebar melalui tetesan yang tetap menyebar di udara hingga dua jam. Campak 18 kali lebih menular daripada HIV.Tidak ada obat untuk campak. Sebagian besar anak-anak dengan sistem kekebalan tubuh yang sehat dapat pulih.
Karena itu, prosesnya bisa memakan waktu hingga tiga tahun. Selama jangka waktu itu, sistem kekebalan fungsional juga menurun.Inilah sebabnya mengapa vaksin MMR sangat penting. Bukan hanya tentang mencegah penyakit campaknya tetapi mencegah kondisi lain yang dapat disebabkan dari campak. Seperti HIV, campak dapat menghancurkan kemampuan tubuh untuk melawan infeksi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News(YDH)