"Saya sering curhat sama Mama kalau merasa sedih karena penyakit ini. Tapi Mama selalu memotivasi 'Bagaimanapun Teteh, sok atuh, Mama di belakang (kamu)'" ujar gadis asal Panggarangan, Banten tersebut.
Gadis berusia 19 tahun tersebut mengungkapkan bahwa gejala awal yang ia alami saat itu adalah pegal-pegal di bagian paha. Setelah diperiksa ada benjolan sebesar kelereng dalam tulang paha bagian kanan. Ia pun didiagnosis mengidap kanker tulang pada tahun 2009.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Mengetahui hal tersebut, ia merasa sedih pada awalnya. Namun, berkat banyak dukungan yang diberikan dari keluarga, teman, dan yayasan kanker anak yaitu Yayasan Sentuhan Kasih Anak Indonesia (YSKAI), ia menjadi tak putus harapan.
Gadis yang tahun ini akan berkuliah di Institut Kesenian Jakarta ini pun mengikuti berbagai pengobatan yaitu, kemoterapi 12 siklus atau tiga protokol, menjalani tujuh operasi, amputasi paha kanan pada tahun 2011, dan pada akhirnya dinyatakan bebas pengobatan pada tahun 2012. Namun, kontrol masih tetap dilakukan dalam jangka waktu bertahap yang lama.
Meski begitu, gadis yang biasa dipanggil Opi ini tidak lantas menyerah terhadap cita-citanya.
"Biarpun sakit, Opi tetap berusaha menggali kemampuan apa yang dimiliki sehingga tak dipandang sebelah mata oleh teman-teman," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News(ELG)