Bahaya Menjadi Perokok Pasif Ketiga (Foto: corbis)
Bahaya Menjadi Perokok Pasif Ketiga (Foto: corbis)

Bahaya Menjadi Perokok Pasif Ketiga

Rona rokok
Sri Yanti Nainggolan • 28 Januari 2017 10:10
medcom.id, Jakarta: Rokok tak hanya membahayakan pengguna langsung atau aktif, namun juga orang yang berada di sekitarnya atau pasif. Bahkan, tak berada di sekitar orang yang sedang merokok pun masih bisa terkena imbas dari bahan berbahaya yang terdapat di dalamnya.
 
Third smoker atau perokok pasif ketiga adalah orang yang terkena paparan bahan berbahaya rokok karena zat-zat tersebut menempel pada barang sehingga terhirup oleh orang yang berdekatan dengan barang tersebut.
 
"Biasanya nempel di kain (baju), karpet, sofa, atau barang-barang lain. Benda-benda seperti sofa dan karpet jarang dibersihkan sehingga nikotin akan menumpuk di situ," tukas Dr. dr. Agus Dwi Susanto, Sp.P(K) selaku Ketua Divisi Penyakit Paru Kerja dan Lingkungan di RSUP Persahabatan dalam acara konfrensi pers gerakan #SuaraTanpaRokok, di Jakarta, Jumat (27/1/2017).

Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?


Ia menambahkan, teknik mencuci barang-barang yang telah terkena nikotin pun tak sembarangan agar bisa terlepas. Bahkan, menggunakan vacuum cleaner saja tak bisa langsung mengangkat zat berbahaya dari rokok yang sudah menempel di barang.
 
Perokok tingkat ketiga tersebut bahkan juga bisa terkena beberapa jenis penyakit akibat menghirup nikotin dari barang-barang yang biasanya ada di rumah tersebut.
 
"Paling ringan, mereka bisa terkena batuk-batuk atau sakit tenggorokan. Namun mereka juga bisa terkena infeksi saluran napas hingga asma kambuh. Bahkan, bisa sampai terkena tuberkulosis atau penyakit paru kronik," terangnya.
 
Namun, besarnya risiko terkena penyakit-penyakit tersebut berdasarkan beberapa faktor seperti berapa lama, berapa pesar pajanan dan kontinuitas dalam menghirup zat berbahaya tersebut.
 
"Tak ada patokan berapa lama tipe perokok pasif ini akan terkena penyakit, karena itu semua tergantung dari seberapa besar terkenanya. Tapi, paling  banyak terkena penyakit yang berhubungan dengan pernapasan," tutupnya.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

(ELG)


social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan

Dapatkan berita terbaru dari kami Ikuti langkah ini untuk mendapatkan notifikasi

unblock notif