Jakarta: Jantung memiliki fungsi yang sangat penting bagi tubuh manusia yaitu menerima dan memompa darah ke seluruh tubuh. Katup aorta, salah satu katup jantung, dapat mengalami penyempitan seiring bertambahnya usia menusia.
"Empat persen pada usia 70-79 tahun dan mencapai kurang lebih 10 persen pada usia 80-89 tahun," ujar dr. Antono di Rumah Sakit Siloam Kebon Jeruk, Jakarta Barat.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Penyempitan katup aorta juga bisa terjadi di usia kurang dari 40 tahun yang disebabkan oleh penyakit katup jantung rematik. Penyakit ini disebabkan oleh peradangan kronis katup jantung kiri.
Ia memaparkan, katup jantung bagaikan daun pintu pada jantung. Daun pintu itu harus terus bekerja, maka semakin kaku dan membutuhkan tenaga yang lebih besar untuk memompa darah ke tubuh. Apabila tidak mampu kemudian dibiarkan, dapat berisiko.
"Normalnya katup aorta terdiri dari tiga daun katup (tricuspid valve). Jika katup aorta hanya memiliki dua daun katup (bicuspid valve) ataupun satu daun katup (unicuspid valve) karena kelainan sejak lahir, maka stenosis aorta akan terjadi lebih cepat," paparnya.
Faktanya, kata dr. Antono, data menunjukkan bahwa tidak sedikit kemungkinan terjadinya keluhan seperti sesak napas bahkan sampai meninggal pada pasien dengan stenosis aorta derajat berat.
"Keluhan pada kelainan daun katup akan sesak napas. Kalau semakin parah bisa sesak napas saat beraktivitas bahkan saat beristirahat. Risiko gagal jantung bahkan mati mendadak akan naik," tuturnya.

(Dr. Antono Sutandar, Sp.JP-K menyatakan, berdasarkan data prevalensi stenosis aorta atau penyempitan katup aorta terjadi 0,2 persen di usia 50-59 tahun. Kemudian satu persen pada usia 60-69 tahun. Foto: Pexels.com)
(Baca juga: Kram Kaki Bisa Jadi Faktor Penyebab Serangan Jantung)
Saat pasien terdiagnosis stenosis aorta derajat berat, sekitar 60-80 persen pasien akan mengalami keluhan itu bahkan meninggal dalam kurun waktu dua tahun. Untuk penanganan penyempitan katup aorta, bisa dilakukan dengan operasi maupun tanpa operasi.
Perbedaannya ada pada harga tanpa operasi yang lebih mahal dan terkait risiko stroke. Pada operasi terbuka risiko strokenya tiga sampai empat persen, sedangkan tanpa operasi atau melalui kateter risiko strokenya hanya satu persen.
Kemudian, dengan operasi jantung terbuka biasanya pasien beristirahat di rumah sakit selama satu minggu. Untuk pasien usia muda dalam dua minggu bisa kembali ke aktivitas normal.
Akan tetapi, untuk pasien orang tua butuh waktu satu hingga tiga bulan untuk bisa lanjut ke aktivitas normalnya. Sedangkan, dengan penanganan tanpa operasi, pasien bisa lebih cepat kembali ke aktivitas normalnya.
"Persiapan penggantian katup aorta jantung dari mulai masuk itu dua jam termasuk untuk anastesi dan sebagainya. Tindakannya satu sampai dua jam. Jadi total sampai keluar itu empat jam. Hari kedua pasien sudah bisa jalan, tetapi biasanya hari kelima pasien baru mau pulang," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News(TIN)
