“Imunisasi perlu dilakukan untuk melindungi anak dari penyakit infeksi yang dapat dicegah dengan imunisasi, terutama saat pandemi covid-19,” ujar Prof. DR. dr. Hartono Gunardi, Sp. A (K), Ketua Bidang Humas dan Kesejahteraan Anggota Pengurus Pusat IDAI, dalam rangka peluncuran #LengkapiVaksinasiAnak, Senin, 27 Juli 2020.
Namun sayangnya, beberapa orang tua khawatir untuk memberikan vaksin pada anak karena ada beberapa informasi yang menyebutkan bahwa vaksin MMR (Measles, Mumps, Rubella) dapat menyebabkan autisme pada anak.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Ia menjelaskan bahwa pada terdapat sebuah penelitian di Denmark yang meliputi bayi yang lahir pada Januari 1991 sampai Desember 1999.
“Dari 537.303 anak yang diteliti, 440.655 di antaranya mendapat vaksin MMR. Sebanyak 96.648 tidak mendapat vaksin MMR. Dan hasilnya menunjukkan bahwa kejadian autisme atau autistic-spectrum disorder (ASD) pada kedua kelompok tidak berbeda atau sama,” ujar Prof. Hartono.
“Ada banyak penelitian yang membuktikan kalau vaksin MMR tidak menyebabkan autisme,” ujar Prof. Hartono. Ia mencontohkan bahwa terdapat penelitian yang dilakukan di Yokohama, Jepang, di mana pada tahun 1993 vaksin MMR dihentikan sama sekali.
“Kemudian, peningkatan amat drastis terjadi pada anak yang lahir setelah 1993 yang tidak mendapatkan imunisasi MMR. Berdasarkan kesimpulan tersebut, imunisasi MMR sangat tidak mungkin menjadi penyebab autisme. Penghentian imunisasi MMR tidak akan menurunkan angka kejadian autisme,” ujar Prof. Hartono.
Untuk memberikan vaksin pada anak, orang tua harus memastikan bahwa anak sedang dalam keadaan sehat.
“Jika anak sedang demam atau panasnya 38 derajat atau lebih sebaiknya tidak dilakukan vaksinasi terlebih dahulu. Selain itu juga sebaiknya anak tidak sedang sakit berat seperti sesak napas dan tidak memiliki komplikasi,” tutup Prof. Hartono.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News(TIN)