Apa pun alasannya, vaper tentu harus menyadari efek samping dari kebiasaan mengisap rokok elektrik. Sebab, menurut studi baru vape dapat meningkatkan kemungkinan terjangkit penyakit kardiovaskular, yaitu stroke, serangan jantung atau penyakit jantung.
"Bahkan ketika kita menganggap rokok elektronik sebagai alat bantu dalam penghentian merokok, kita perlu berhati-hati tentang dampak yang ditimbulkannya terhadap kesehatan manusia," kata ketua peneliti Dr. Paul Ndunda saat dikutip dari WebMD.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Ndunda menjelaskan, nikotin dalam rokok elektrik mungkin tidak secara langsung menyebabkan stroke atau masalah kesehatan jantung. Sebab, penelitian sebelumnya tidak mengaitkan zat adiktif dengan pembentukan plak di pembuluh darah.
"Tetapi ada bahan kimia lain yang ditemukan dalam rokok elektronik yang dapat meningkatkan peradangan pada lapisan pembuluh darah. Itu dapat menyebabkan pembentukan gumpalan, menyumbat arteri dan menyebabkan stroke," terang dia.
Lebih jauh, Ndunda menjelaskan dalam penelitiannya para peneliti mengumpulkan data pada lebih dari 400.000 peserta dalam Sistem Surveilans Faktor Risiko Perilaku 2016. Survei dilakukan secara teratur oleh Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika.
Diketahui, sebanyak 66.800 orang mengatakan pernah secara teratur menggunakan e-rokok. Peneliti kemudian membandingkannya dengan sekitar 344.000 orang yang tidak pernah menggunakan vape.
Berikut perbandingan potensi vapers mengidap beberapa jenis penyakit daripada yang tidak, yaitu:
- Stroke: 71 persen;
- Serangan jantung: 59 persen;
- Penyakit jantung: 40 persen;
- Vaper juga memiliki tingkat dua kali lipat daripada merokok tembakau tradisional.
Namun, Ndunda mengingatkan bahwa kesimpulan yang dikeluarkan merupakan hasil pengamatan data survei, maka peneliti tidak dapat menarik hubungan sebab-akibat langsung antara vaping dengan penyakit di atas.
"Studi ini memiliki beberapa batasan yang tidak memungkinkan kami untuk membuat kesimpulan yang sangat tegas dan dapat mengubah kebijakan seputar rokok elektrik. Saya akan melihat ini sebagai panggilan untuk studi yang lebih besar dan lebih lama mengenai masalah ini," ujar Ndunda.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News(ELG)