Dikutip dari Reuters, studi tengah melakukan pengujian terhadap tiga dosis berbeda LY-CoV555, salinan antibodi yang diproduksi oleh pasien yang pulih dari Covid-19. Pengobatan antibodi ini bekerja dengan mengenali dan mengunci zat asing agar tidak menginfeksi sel sehat.
“Dari total 302 pasien yang dirawat dengan obat dari Lilly tersebut, sekitar lima orang atau 1,7 persen harus dirawat di rumah sakit atau kebutuhan untuk dirawat di ruang darurat. Sedangkan pasien yang mendapatkan placebo membutuhkan perawatan di rumah sakit atau ruang gawat darurat sebanyak enam persen,” kata juru bicara Lilly.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
“Data ini memang bukan hasil akhir, tetapi di antara yang lainnya data pengobatan covid-19 ini merupakan yang paling menggembirakan. Terutama pada pasien rawat jalan ringan hingga sedang yang sampai saat ini belum ada kemajuan pengobatan,” ujar Steven Seedhouse, seorang analis di Raymond James.
Akan tetapi, perusahaan tersebut mengatakan bahwa masih diperlukan penelitian lebih lanjut mengenai data yang mereka temukan. Selain itu, kebanyakan pasien rawat inap terjadi pada pasien dengan faktor risiko yang mendasari seperti obesitas atau usia lanjut. Lilly mengatakan, pada penelitian lebih lanjut perusahaan tersebut akan berfokus pada orang-orang dalam kelompok berisiko tinggi ini.
Lilly mengatakan uji coba tersebut akan dilakukan pada 800 pasien Covid-19 dengan gejala ringan hingga sedang. Percobaan berikutnya akan menguji LY-CoV555 yang dikombinasikan dengan LY-CoV016, yang mengikat area virus yang berbeda.
Suntikan antiobodi yang diberikan melalui infus intravena, juga sedang diuji untuk mencegah Covid-19 pada penghuni panti jompo dan staf, serta untuk melakukan perawatan pada pasien yang terinfeksi corona yang sedang dirawat di rumah sakit.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News(FIR)