Demikian juga jumlah keadaan darurat keracunan seperti ini. Data itu berdasarkan laporan pemerintah setempat, dikutip dari WebMD.
"Eksposur terhadap pembersih dan disinfektan yang dilaporkan ke NPDS (Sistem Data Racun Nasional Amerika Serikat) meningkat secara substansial pada awal Maret 2020," kata tim yang dipimpin oleh Dr. Arthur Chang, peneliti di Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Bahkan, ada lebih dari 20 persen lonjakan jumlah darurat keracunan yang dilaporkan ke NPDS, dibandingkan dengan waktu yang sama tahun lalu.
Sementara produk pembersih dan disinfektan dapat menjadi racun bagi kuman. Selain itu, juga dapat menjadi racun bagi orang-orang ketika dicampur atau digunakan secara tidak tepat.
"Meskipun membersihkan rumah dan tangan Anda penting dalam mengurangi risiko covid-19, penting juga bagi Anda untuk mengambil tindakan pencegahan yang tepat untuk mengurangi paparan racun agar tidak masuk UGD," tutur Dr. Robert Glatter, dari Rumah Sakit Lenox Hill di New York City.
Bleach adalah salah satu bahan kimia yang paling umum yang telah disalahgunakan dengan penggunaan pemutih yang tidak tepat. Sebab, penggunaannya dinyatakan telah menjadi persentase terbesar dalam keracunan rumah tangga sejak pandemi covid-19.
"Seorang wanita dewasa mendengar informasi bahwa harus membersihkan semua bahan makanan yang baru dibeli sebelum mengonsumsinya. Dia mengisi wastafel dengan campuran larutan pemutih 10 persen, cuka dan air panas, dan merendam produknya," tutur kelompok Chang.
Hasilnya, asap memenuhi dapurnya dan wanita itu mulai kesulitan bernapas. Wanita itu pun harus menelepon 911 untuk membawanya ke UGD, dia dirawat dengan oksigen dan bronkodilator, kemudian dilepaskan.
"Kombinasi pemutih dengan cuka menghasilkan gas klorin beracun. Kurangnya ventilasi yang tepat dapat membuat Anda berisiko terkena racun, yang bisa mematikan," papar Glatter.
Pembersih tangan juga merupakan barang bermasalah, terutama untuk anak-anak. Dalam kasus lain yang dijelaskan oleh tim CDC, seorang anak prasekolah dilarikan ke rumah sakit setelah minum pembersih tangan berbahan dasar alkohol dan pingsan.
Tingkat alkohol dalam darahnya mencapai 273 miligram per desiliter, sementara batas mengemudi dalam keadaan mabuk di kebanyakan negara bagian adalah 80 mg per desiliter. Anak itu pun membutuhkan perawatan semalam di ICU anak sebelum pulih.
Glatter menjelaskan, hal itu merupakan tragedi yang seharusnya tidak perlu terjadi. Maka sangat penting bagi orang tua untuk memahami potensi keracunan alkohol terkait dengan pembersih tangan.
"Karena biasanya mengandung setidaknya 60-70 persen alkohol. Anak-anak berada pada risiko tertinggi karena mereka mungkin berpikir itu tidak berbahaya untuk dikonsumsi. Maka orang tua tidak boleh meninggalkan botol pembersih tangan di sekitar anak-anak," tegasnya.
Glatter juga memperingatkan bahwa luka bakar pada tangan mungkin juga diakibatkan oleh pembersih tangan DIY yang terbuat dari alkohol berlebihan. Lantaran demikian, memakai sarung tangan sangat penting untuk mencegah hal tersebut terjadi.
Bahkan, Glatter mendesak agar orang-orang menggunakan masker dan sarung tangan setiap kali menggunakan produk pembersih di rumah.
Sementara itu, Dr. Kenneth Spaeth, kepala kedokteran pekerjaan dan lingkungan di Northwell Health di Great Neck, N.Y., membaca laporan CDC dan ia setuju bahwa diperlukannya lebih banyak kehati-hatian di sekitar pembersih dan disinfektan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News(FIR)