Jakarta: Ketua Yayasan Kanker Payudara Indonesia (YKPI), Linda Agum Gumelar, mengapresiasi temuan akar Bajakah oleh para pelajar asal Palangkaraya, Kalimantan Tengah. Menurutnya, hal ini merupakan prestasi yang membanggakan.
"Kita memberikan apresiasi kepada anak-anak kita yang luar biasa, yang menemukan itu," kata Linda, dalam Syukuran Dua Windu Yayasan Kanker Payudara Indonesia, Jakarta, Kamis 22 Agustus 2019.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Temuan akar tanaman Bajakah tersebut telah dipresentasikan melalui karya tulis dalam Invention Creativity (WICO) di Seoul, Korea Selatan, pada Juli lalu. Karya tulis kedua siswa SMA 2 Palangka Raya itu berhasil meraih medali emas dalam World Invention Creativity Olympic (WICO) di Seoul.
"Saya kira itu suatu prestasi yang perlu kita banggakan. Dan diakui secara internasional dalam penelitian tingkat mereka, anak muda SMA," sambung dia.
Meski demikian, Linda meminta penelitian karya anak bangsa itu mesti melewati proses uji klinis dan medis sebelum dikenalkan kepada khalayak. Tujuannya agar dinyatakan aman dan valid secara nasional dan internasional.
"Saya mengapresiasi, tapi di satu sisi lain, saya juga mengajak bagaimana research dilakukan secara klinis supaya betul-betul bisa diakui baik secara internasional maupun nasional, bahwa itu bisa menyembuhkan kanker," ujar dia.
Dia mengatakan, proses uji medis tersebut membutuhkan waktu yang cukup panjang. Karya itu harus melewati serangkaian uji laboratorium selama sepuluh tahun agar diketahui apakah ada efek baik dan buruknya jika digunakan manusia.
"Setahu saya, uji tersebut harus melalui tikus dulu. Lalu kepada manusia. Apalagi sudah banyak dilakukan penelitian tentang kankee payudata, namun, sampai sekarangpun kanker payudara belum dimetahui penyebabbnya," ujarnya.
Dia juga mengimbau masyarakat tidak langsung percaya begitu saja dan langsung menggunakan akar Bajakah buat menyembuhkan kanker payudara. Dia menegaskan, cara mengobati kanker paling baik ialah melalui metode dan ilmu kedokteran.
"Saya juga pernah alami kanker payudara. Ada yang kasih obat macam-macam, mukai dari herbal. Dan kalau saya pakai herbal, saya juga harus bilang sama dokternya," tandasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News(YDH)