Ilustrasi. (Foto: livestrong)
Ilustrasi. (Foto: livestrong)

Sleep Apnea, Salah Satu Penyebab Kematian Saat Tidur

Rona tidur
25 April 2017 16:34
medcom.id, Jakarta: Sleep apnea, gangguan tidur serius ketika pernapasan sering berhenti selama tidur. Atau, lebih dikenal oleh masyarakat dengan istilah mendengkur. 
 
Praktisi kesehatan tidur dr. Andreas Prasadja menyebut sleep apnea merupakan penyakit tidur yang menjadi sebab penyakit lain seperti hipertensi, diabet, serangan jantung, stroke, depresi, impotensi, bahkan kematian. 
 
"Sleep apnea atau henti nafas saat tidur ini sangat berbahaya. Sleep apnea bukan lagi gangguan tidur, tapi penyakit tidur yang kita kategorikan sebagai penyakit mendengkur," ujar Andreas, dalam Metro Plus, Senin 24 April 2017.

Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?


Andreas mengatakan henti nafas saat tidur terjadi ketika seseorang mendengkur tidak biasa. Misalnya, ketika mendengkur disertai dengan jeda, kondisi ini membuat saluran nafas menutup saat tidur. Sehingga meskipun ada gerakan nafas, tetapi tidak ada udara atau oksigen yang masuk.
 
"Akibatnya seperti dicekik. Respon dari tubuh akan membangunkan, tapi tidak terjaga, tidak sadar. Bayangkan kalau terjadi sepanjang malam, proses tidur terpotong-potong, kualitas tidur jadi sangat buruk," ungkap Andreas.
 
Sleep Apnea, Salah Satu Penyebab Kematian Saat Tidur
Kiri; pernapasan normal ketika tidur. Kanan; Penderita sleep apnea. (Apnea Treatmen Center)
Kualitas tidur yang buruk, kata Andreas, dapat memicu hipersomnia atau ketika bangun tidur tubuh justru merasa sangat lelah dan tidak segar. Hipersomnia juga membuat tubuh stres dan berisiko menaikkan kolesterol dan gula darah.
 
Andreas mengatakan penyebab utama seseorang, terutama orang asia menderita sleep apnea di antaranya karena struktur saluran nafas yang sempit dan leher yang pendek. Kondisi ini diperparah dengan gaya hidup tak sehat seperti merokok, obesitas, kurang tidur, dan konsumsi alkohol.
 
Untuk menangananinya Andreas meminta agar orang terdekat mengingatkan penderita sleep apnea agar tidur berbaring atau dibangunkan saat itu juga.
 
"Tapi setelahnya harus diperiksakan ke dokter. Bukan diperiksa sembarangan, melainkan memeriksa tidurnya. Ini untuk mengetahui aktivitas nafas dan fungsi otak saat tidur," jelas Andreas.
 

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

(MEL)


social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan

Dapatkan berita terbaru dari kami Ikuti langkah ini untuk mendapatkan notifikasi

unblock notif