Jakarta: Sebelum memasuki musim kemarau, ada baiknya untuk membersihkan rumah. Apalagi setelah melewati musim hujan yang membuat Anda malas bergerak (Mager).
Sebuah survei menunjukkan, sebanyak 70 persen orang Amerika mengatakan bahwa kegiatan merapikan atau membersihkan rumah memberikan perasaan puas. Setidaknya ada 54 persen yang mengatakan kegiatan itu membuat mereka mengalami relaksasi.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Ada beberapa ilmu di balik hubungan antara bersih-bersih dengan mengurangi kecemasan. Kecemasan sementara dapat menyebabkan pembersihan lebih cermat. Para peneliti berpendapat bahwa orang cenderung ke perilaku berulang, seperti membersihkan selama stres.
Menurut psikolog Alicia H. Clark, semua itu berhubungan dengan kontrol. Ia mengatakan bahwa meskipun ada saat-saat kita harus menerima beberapa situasi dalam hidup, terkadang kita tidak bisa melihat rumah yang berantakan. Kecemasan seperti ini adalah emosi normal yang justru bermanfaat.
Alicia mengatakan, saat merasakan kecemasan Anda ingin dapat melakukan sesuatu, dan apa yang Anda inginkan adalah mengendalikan dan mengambil tindakan. Salah satu caranya yaitu dengan membersihkan rumah di mana Anda bisa mengendalikan sekaligus mengambil tindakan apa yang harus lebih dulu dilakukan saat memulai membersihkan.
Lantas, bagaimana kekacauan memengaruhi otak Anda? Pada tingkat bawah sadar, kekacauan cenderung dikaitkan dengan emosi negatif seperti kebingungan, mudah marah, dan khawatir. Sedangkan ruangan yang bersih cenderung dikaitkan dengan emosi positif seperti kebahagiaan, ketenangan, dan rasa kesejahteraan.
Sebuah penelitian menemukan bahwa wanita yang tinggal di rumah yang berantakan menunjukkan kadar hormon stres kortisol yang lebih tinggi. Alicia menekankan bahwa meluangkan lebih banyak waktu untuk membersihkan rumah meski hanya 10 menit sehari, dapat membantu meminimalkan kecemasan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News(FIR)