Bahaya Chiropractic (Foto: swintonchiropractic)
Bahaya Chiropractic (Foto: swintonchiropractic)

Kenali Komplikasi akibat Terapi Chiropractic

Rona chiropractic
Nia Deviyana • 09 Januari 2016 14:50
medcom.id, Jakarta: Artikel WHO Guidelines on Basic Training and Safety in Chiropractic menjelaskan, kecelakaan pembuluh darah bertanggung jawab sebagai salah satu risiko terapi manipulasi tulang belakang atau chiropractic.
 
Meski dalam artikel disebut sedikit sekali laporan atas kejadian tersebut, kenyataannya chiropractic telah menelan korban. 
 
Sebagaimana diberitakan, Allya Siska Nadya menghembuskan napas terakhir beberapa jam setelah mendapat perawatan di Rumah Sakit Pondok Indah. Perempuan kelahiran Desember 1982 itu meninggal usai mencoba terapi di Klinik Chiropractic First di Pondok Indah Mal.

Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?


Di klinik, Allya melakukan konsultasi dengan Randall Cafferty yang mengaku sebagai tenaga medis asing. Berdasarkan catatan medis dari rumah sakit, Allya mengalami kesemutan di bagian leher hingga lengan dan bagian belakang lehernya membengkak. Diduga karena adanya pembuluh darah yang pecah.
 
Selain kecelakaan pembuluh darah, berikut ini adalah komplikasi dari terapi chiropractic.
 
1. Kecelakaan verteborbasilar
Gangguan di mana suplai darah ke bagian belakang otak mengalami gangguan. Sistem vertebrobasilar juga disebut sebagai sirkulasi otak belakang. Otak belakang berfungsi sebagai pusat kontrol dari pernafasan, menelan, dan tingkat kesadaran.
 
2. Sindrom horner
Sindrom Horner, yang juga dikenal dengan kelumpuhan okulosimpatetik, adalah kondisi medis yang ditandai dengan gangguan pada saraf yang mengendalikan wajah dan mata.
 
3. Paralisis diafragma (kegagalan total diafragma)
 
4. Keretakan tulang rusuk dan pemisahan kostokondral
 
Masih berdasarkan WHO Guidelines on Basic Training and Safety in Chiropractic, insiden dan kecelakaan yang terjadi dalam terapi chiropractic terjadi karena kelalaian terhadap riwayat kesehatan pasien. 
 
Chiropractic menggunakan pendekatan manajemen konservatif, sehingga harus dilakukan oleh praktisi yang benar-benar terampil.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

(ELG)


social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan

Dapatkan berita terbaru dari kami Ikuti langkah ini untuk mendapatkan notifikasi

unblock notif