Dikutip dari WTVR, saat kita merasa stres, tubuh kita melepaskan hormon steroid yang disebut kortisol. Hormon ini memiliki beberapa peran di dalam tubuh, di antaranya membantu mengontrol kadar gula darah dan mengatur metabolisme.
Stres kronis dapat menyebabkan kadar kortisol tinggi yang tetap tinggi, yang kemudian meningkatkan gula darah dan nafsu makan. Hal ini pada gilirannya dapat membuat Anda mendambakan makanan manis, berlemak, atau berminyak, yang cenderung sangat tinggi kalori.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Hasilnya, menyebabkan penambahan berat badan berlebih, serta hubungan negatif dengan makanan. Lalu, apa saja penyebab terjadinya emotional eating?
1. Kebosanan
Kita semua memiliki definisi kebosanan yang berbeda. Akan tetapi, biasanya berfokus pada tidak ada yang bisa dilakukan atau tugas yang kita lakukan sepertinya tidak ada gunanya.Hal tersebut dapat membuat kita mencari sesuatu untuk menghabiskan waktu. Kemudian, membujuk kita untuk makan dan berpotensi menyebabkan makan secara emosional.
2. Kebiasaan lama
Mungkin rekan kerja Anda akan memesan makanan cepat saji ke kantor untuk makan siang setiap hari. Meskipun Anda memiliki pekerjaan baru sekarang, Anda masih menemukan diri Anda memesan makanan cepat saji beberapa kali sehari.Makan terus menerus bisa menjadi kebiasaan. Dengan kata lain, kebiasaan dipelajari. Artinya, kebiasaan tersebut dapat diabaikan dan diganti dengan kebiasaan baru yang lebih sehat.
