Dikutip dari Healthline, berdasarkan suatu penelitian, wanita dengan risiko penyakit kardiovaskular atau stroke memiliki kesadaran yang lebih tinggi dibandingkan wanita tanpa kondisi ini pada tahun 2009. Akan tetapi, hal ini tidak terlihat pada tahun 2019.
Laporan tersebut juga menemukan bahwa orang dengan diabetes cenderung tidak menyadari tanda-tanda peringatan jantung. Meskipun, mereka akan lebih berisiko mengalami serangan jantung.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Selain itu, ditemukan bahwa wanita dengan hipertensi memiliki kesadaran tanda peringatan jantung 30 persen lebih rendah dibandingkan dengan wanita tanpa hipertensi.
"Meski ada disparitas kesadaran penyakit jantung sebagai penyebab utama kematian pada perempuan, pelajaran nyata dari penelitian ini adalah bahwa ada kekurangan universal dalam pendidikan yang harus segera diatasi," ujar Dr. Eugenia Gianos, Direktur Kesehatan Jantung Wanita di Rumah Sakit Lenox Hill di New York.
"Hasil penelitian ini menunjukkan kebutuhan mendesak untuk peningkatan dana penelitian yang didedikasikan untuk pendidikan, pencegahan, dan pengobatan penyakit jantung pada wanita," tambahnya.
Hal tersebut bukan hanya tentang menyebarkan pesan ke media sosial. Namun, harus menjadi sesuatu yang berhubungan dengan orang-orang yang berpotensi berisiko.
"Saya pikir pesan yang bagus adalah, Anda tidak pernah terlalu muda untuk belajar tentang risiko penyakit jantung dan mulai mencegahnya," jelas Dr. Nieca Goldberg, Ahli Jantung sekaligus Direktur Medis Program Jantung Wanita di NYU Langone Health.
Terdapat beberapa faktor risiko penyakit jantung di kalangan wanita. Berikut tujuh faktor di antaranya.
1. Tekanan darah tinggi
2. Kolesterol Tinggi
3. Diabetes
4. Merokok
5. Gaya hidup tidak sehat
6. Kegemukan
7. Sejarah keluarga (keturunan)
Akan tetapi, untuk wanita yang tidak memiliki faktor risiko tersebut, masih ada tindakan yang harus diambil untuk memastikan bahwa mereka menjalani gaya hidup jantung sehat.
"Kami membutuhkan komunitas medis untuk berkumpul bersama untuk menunjukkan kepada wanita bahwa ini bukan hanya tentang faktor risiko tersebut, tetapi faktor lain untuk dievaluasi," kata Goldberg.
Begitu juga penyakit autoimun tertentu, seperti rheumatoid arthritis, membuat wanita lebih berisiko terkena serangan jantung. Hal yang sama berlaku untuk wanita dengan kondisi yang berhubungan dengan kehamilan.
"Kami membutuhkan dokter dengan banyak spesialisasi, tidak hanya ahli jantung, untuk bekerja sama untuk menjangkau wanita dari segala usia tentang potensi faktor risiko mereka," papar Goldberg.
Untungnya, ada tindakan proaktif yang dapat dilakukan semua wanita setiap hari untuk membantu mengurangi risiko penyakit jantung. Beberapa di antaranya adalah makan makanan yang sehat, kaya buah-buahan, sayuran, dan biji-bijian.
Perlunya menghindari konsumsi makanan yang tinggi lemak jenuh, kolesterol, garam, serta mengandung gula tambahan. Kemudian, berhenti merokok, minum air mineral secukupnya, mengelola stres dengan tepat, berolahraga, serta memahami sejarah keluarga Anda.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News(TIN)