Anak-anak adalah sosok yang rentan terhadap penyakit. (Ilustrasi/Pexels)
Anak-anak adalah sosok yang rentan terhadap penyakit. (Ilustrasi/Pexels)

Wabah Penyakit di Indonesia yang Pernah Terjadi pada Anak

Rona Virus Korona polio virus corona covid-19
Kumara Anggita • 28 April 2020 15:05
Jakarta: Anak-anak adalah sosok yang rentan terhadap penyakit. Oleh karena itu, mereka biasanya diharuskan untuk mendapatkan berbagai jenis imunisasi yang dapat memberikan tubuh mereka kekebalan.
 
Dokter Spesialis Anak, Konsultan Tumbuh Kembang - Pediatri Sosial, Prof.Dr.dr. Soedjatmoko, SpA(K), MSi menyebutkan bahwa peran imunisasi sangatlah besar. Anda bahkan bisa menengok pada kasus Covid-19.
 
“Covid-19 sangat cepat menyebar dan banyak kematian karena manusia belum kebal. Hal ini terjadi karena belum ada imunisasinya,” ujarnya.

Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?


Selain itu, dia juga menegaskan bahwa selain covid-19, di Indonesia sediri, hampir setiap tahun “wabah” selalu datang menyerang bayi, balita, anak, cucu, keponakan, dan saudara. Wabah ini memberikan berbagai efek mulai dari sakit berat, cacat, dan meninggal.


Beberapa wabah yang pernah menyerang Indonesia antara lain: 

Polio

Menurut data dari Subdit Surveilans, Kemenkes, kejadian ini marak pada tahun 2005-2006. Sebanyak 351 anak Indonesia cacat lumpuh. Akhirnya pada tahun 2014, Indonesia mampu bebas dari polio.
 
Namun, Anda tidak bisa terlalu santai karena di negara lain kasus ini masih terjadi. “Polio ada lagi di negara lain seperti Pakistan, Afganistan, bayangkan bila bertemu mereka tanpa disadari virus akan terbawa. Artinya kkita berpotensi terkena polio lagi kalau imunisasi rendah,” jelasnya.

Difetri

Sementara, wabah difetri muncul di lain waktu. Menurut data dari Subdit Surveilans, Kemenkes pada tahun 2007-2013 sebanyak 2869 orang terjangkit penyakit ini dan 131 meninggal. Hal ini terjadi karena imunisasi tidak lengkap. Sementara pada 2017-2018 ada sekitar 939 pasien dan 4 orang meninggal di 22 propinsi atau 144 kabupaten.
 
Menurut data dari kompas, 2017, 66 persen orang yang terkena penyakit ini tidak pernah mendapatkan imunisasi, 3 persen  tidak mendapatkan imunisasi lengkap, dan 3 persen lainnya mendaptkan imunisasi. Penyakit ini juga banyak dialami oleh anak berumur 5-9 tahun.
 
“18 persen yang terkena penyakit ini adalah anak berumur 1-4 tahun, 33 persen anak berumur 5-9 tahun, 15 persen anak berumur 10-14 tahun, dan 11 persen anak berumur 15-18 tahun,” paparnya.
 
Data yang terbaru yaitu pada tahun 2019-2020 pun mengalami penurunan. Menurut Subdit Surveilans, Dit. Simkar, Kemenkes pada tahun 2018 ada sebanyak 569 orang yang terkena (Jatim, DKI, Aceh, Jabar, Banten dan lain-lain). Sebanyak 19 orang meninggal dunia. Dan pada 2020 lebih sedikit lagi karena hanya ada 88 orang yang terkena (Jabar, Jatim, Kaltim, Sumut, DKI) dan ada 4 orang yang meninggal.

Campak dan Rubella

Menurut data Submit Survelinas Kemenkes tentang kasus (konfirmasi lab) di Indoensia, sebanyak 2.241 orang terkena campak pada tahn 2014. Sementara ada 906 orang yang terkena rubella. Jumlah pasien mengalami fluktuatif hingga pada tahun 2020 pasien campak mencapai 68, dan rubella 23.
 
Itulah data yang menunjukan pengaruh wabah pada masyarakat Indonesia. Oleh karena itu, jangan lupa untuk imunisasi agar angka yang terkena penyakit bisa semakin menurun setiap tahunnya.
 

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

(YDH)


social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan

Dapatkan berita terbaru dari kami Ikuti langkah ini untuk mendapatkan notifikasi

unblock notif