Infeksi bakteri atau virus dari cairan yang mengelilingi otak dan sumsum tulang belakang biasanya menyebabkan pembengkakan. Namun, cedera, kanker, obat-obatan tertentu, dan jenis infeksi lain juga dapat menyebabkan meningitis.
Penting untuk mengetahui penyebab spesifik meningitis. Sebab perawatannya berbeda tergantung pada penyebab yang dialaminya.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Dilansir dari website resmi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), penyakit meningitis berpotensi fatal dan harus selalu dianggap sebagai darurat medis. Penting sekali untuk dilakukan perawatan ke rumah sakit atau pusat kesehatan. Meskipun memang isolasi pasien tidak diperlukan.
"Pengobatan meningitis bisa dilakukan dengan perawatan antibiotik yang tepat. Berbagai antibiotik dapat mengobati infeksi, termasuk penisilin, ampisilin, kloramfenikol, dan seftriakson," menurut WHO.
Dan untuk mencegah terjadinya meningitis, WHO menyarankan untuk pemberian vaksin dan imunisasi sebagai berikut:
Vaksin polisakarida
Vaksin ini digunakan sebagai respons terhadap wabah. Terutama di Afrika:-Vaksin ini bivalen (serogrup A dan C), trivalen (A, C dan W), atau tetravalen (A, C, Y dan W).
-Vaksin ini tidak efektif untuk pasien kurang dari usia 2 tahun.
-Vaksin ini memiliki masa perlindungan selama 3 tahun. Tetapi tidak menyebabkan herd immunity
Vaksin konjugasi
Digunakan dalam pencegahan (dalam jadwal imunisasi rutin dan kampanye pencegahan) dan respons wabah:-Vaksin ini memberikan kekebalan yang lebih lama (5 tahun atau lebih), mencegah seseorang menjadi carrier dan bisa menyebabkan herd immunity.
-Vaksin ini dapat digunakan segera setelah usia 1 tahun.
-Vaksin yang tersedia meliputi, Monovalen C, Monovalen A, Tetravalen (serogrup A, C, Y, W)
Vaksin berbasis protein
Vaksin jenis ini masih tergolong baru. Yaitu baru digunakan pada 2017 dan digunakan sebagai respons untuk suatu wabah.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News(FIR)