Beberapa faktor menjadi pemicu sakit jantung, diantaranya, kegemukan.
Di perkotaan, tak sedikit masyarakat yang sudah menyadari risiko itu. Mereka pun mulai menerapkan gaya hidup sehat, misalnya dengan mengurangi frekuensi jajan makanan cepat saji dan membatasi asupan makanan berkolesterol tinggi.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
DR. Dr. Yustina Anie Indriastuti, MSc., SpGK selaku Wakil Ketua Pengurus Pusat Perhimpunan Dokter Gizi Medik Indonesia berpendapat, memasak makanan sendiri di rumah bisa menjadi salah satu cara untuk menekan angka penderita jantung.
Sebab, dengan memasak sendiri, kita bisa memastikan kualitas makanan yang dimakan.
"Kalau beli di luar, kita enggak tahu penjual memakai bumbu apa, cara memasaknya bagaimana. Sangat susah membeli makanan yang benar-benar sehat," kata dia dalam edukasi kesehatan yang berlangsung di Mal Kelapa Gading, Jakarta Utara, Sabtu (23/1/2016).
"Dengan memasak sendiri, kita bisa memberi takaran bumbu yang pas, dan memilih bahan makanan yang pas dengan kondisi kesehatan kita," dia menambahkan.
Memasak dengan Cara yang Benar
Pengolahan makanan sangat berpengaruh terhadap nutrisi yang ada pada makanan. Yustina mengatakan, makanan yang sehat tak cukup dinilai dari segi jumlah nilai gizinya saja, tetapi juga dari bagaimana cara makanan itu dimasak.
"Misalnya telur. Telur punya banyak nilai gizi, tapi kalau digoreng dengan minyak bekas, apakah nilai gizinya masih ada?" kata Yustina memberikan contoh.
Oleh karena itu, dia menganjurkan agar makanan dimasak dengan cara yang benar.
"Misalnya masak sayur, jangan terlalu lama karena bisa menghilangkan kandungan nutrisi," pungkasnya.
Penyakit jantung menyumbang 30 persen atau sekitar 17 juta kasus dari seluruh kematian di dunia.
Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2007, penyakit jantung menjadi salah satu penyebab utama kematian di Indonesia, dengan prevalensi secara nasional mencapai 7,2 persen.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News(ELG)