Prof. Arief Boediono selaku Scientific Director Morula IVF Indonesia (Foto: Krispen/Medcom.id)
Prof. Arief Boediono selaku Scientific Director Morula IVF Indonesia (Foto: Krispen/Medcom.id)

Bayi Tabung, Bisa Pilih Jenis Kelamin Anak

Rona bayi tabung
Sunnaholomi Halakrispen • 08 Oktober 2019 18:32
Jakarta: Bagi pasangan suami istri, memiliki anak adalah anugerah terindah. Jika bertahun-tahun pernikahan tapi belum juga memiliki anak, sejumlah pasangan memilih untuk mengikuti program bayi tabung.
 
Konon, dengan program bayi tabung bisa memilih jenis kelamin si calon buah hati. Apakah menginginkan bayi laki-laki atau perempuan. Demikian juga bagi yang menginginkan bayi kembar atau lebih dari satu bayi dalam sekali melahirkan.
 
"Peraturan di kami untuk anak kedua boleh. Ada satu lagi yang disarankan, sebelum menjadi embrio, ada metode TLAG, jadi sperma yang dipilih karena menentukan jenis kelamin," ujar Prof. Arief Boediono selaku Scientific Director Morula IVF Indonesia di Cikang Resto, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa, 8 Oktober 2019.

Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?


Pada sel sperma ada kromosom X dan Y. Sedangkan di sel telur, hanya ada kromosom X. Maka demikian, dipilih sperma untuk selanjutnya digunakan fertilisasi sehingga diharapkan embrionya (jenis kelamin) sesuai dengan preferensi.
 
"Itu dikonfirmasi dengan Pre-implantation Genetic Testing for Aneuploidy (PGT-A), pemeriksaan genetik sebelum implantasi, ditransfer untuk normalitas kromosom. Kromosom manusia ada 23, kromoson terakhir menentukan jenis kelamin," paparnya.
 
Sebelum menentukan pemilihan jenis kelamin anak, ada sejumlah perjanjian yang ditandatangani. Hal tersebut mengenai proses yang harus dijalankan dan seperti apa kemungkinan keberhasilannya.
 
Namun, ada syarat khusus yang harus dipenuhi pasutri yang menginginkan bayi tabung. Karena, berkaitan dengan peraturan yang ditetapkan pemerintah Indonesia.
 
"Itu berdasarkan peraturan pemerintah, saya lupa nomornya tapi secara etik kita enggak bisa semau kita. Jadi kita ikuti peraturan," imbuhnya.
 
Sementara itu, menjalani program bayi tabung tidak serta merta segera berhasil dalam waktu singkat. Ketika menjalani program bayi tabung tetapi ada kendala saat penyuntikan di rahim atau embrio tidak menempel di rahim, ada sejumlah faktor penyebabnya.
 
"Sekitar 70-75 persen itu dari faktor embrio. Tapi bisa tumbuh saat sudah nempel di rahim. Jadi faktor keberhasilan itu bisa karena embrionya bagus atau rahimnya yang bisa menerima," sambungnya.
 
Kejadian gagal kemungkinan bukan karena embrionya yang bermasalah. Bisa saja, ketika embrio dimasukkan ke rahim, penerimaannya rendah. Lantaran demikian, akan percuma. Maka dari itu, kata Prof. Arief, perlu dilakukan penundaan hingga penerimaan dari rahim si calon ibu membaik.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

(FIR)


social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan

Dapatkan berita terbaru dari kami Ikuti langkah ini untuk mendapatkan notifikasi

unblock notif