"Tema cultural identity mengingatkan agar warisan Indonesia harus kita gali untuk menambah nilai pada ekonomi kerakyatan dan identitas. Kita juga bisa melawan globalisasi yang makin kuat dengan warisan yang menunjukkan kepribadian bangsa," ujar Poppy Dharsono selaku presiden Asosiasi Perancang Pengusaha Mode Indonesia (APPMI) dan IFW, dalam pre-event gathering IFW 2018, Kamis, 15 Maret 2018.
Tujuan tersebut dilakukan dengan cara mendorong industri fesyen dengan membantu Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) dengan membantu promosi serta mengarahkan produk dan rancangan yang sedang trendi di pasar, yaitu lewat ajang IFW.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Sebagai bentuk dukungan dari pemerintah, Rumah Kreatif BUMN (RKB) turut berpartisipasi dalam ajang tersebut.
"IFW adalah ajang yang penting bagi UMKM binaan RKB untuk akses ke pasar sehingga bisa memperluas jaringan dan meningkatkan usaha dan perkembangan ekonomi ke seluruh Indonesia," ujar Judith Jubilina Dipodiputro selaku Staff Khusus II Kementrian BUMN pada kesempatan yang sama.
Ia melanjutkan, saat ini telah dibangun 202 RKB di seluruh Indonesia dengan 475 ribu lebih produk telah teregistrasi.
Ajang promosi fesyen tini mengangkat budaya dari tiga kawasan yaitu Danau Toba dari Tanah Batak (hari pertama), Borobudur dari Jawa Tengah (hari kedua), dan Labuhan Bajo dari Nusa Tenggara (hari ketiga).
Menurut Poppy, pemilihan tiga kawasan tersebut karena lebih seksi dan purba. "Misalnya, Danau Toba dulunya adalah gunung yang meletus. Ini ada pada zaman dahulu sekali."
Penyelenggaraan ketujuh ini akan berkolaborasi dengan 200 perancang mode (lokal dan internasional), 460 peserta pameran merek fesyen dan tekstil, workshop dengan pakar, kuliner dan oleh-oleh panganan dari berbagai daerah di Indonesia.
Biaya masuk untuk IFW 2018 untuk tahun ini adalah Rp 25 ribu di mana pengunjung bisa menikmati fashion show, pameran, talkshow, seminar, dan workshop tentang fesyen.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News(DEV)