Faktor embrio yang tidak menempel ke rahim merupakan penyebab umum dari kegagalan prosedur bayi tabung. (Foto: Krispen/Medcom.id)
Faktor embrio yang tidak menempel ke rahim merupakan penyebab umum dari kegagalan prosedur bayi tabung. (Foto: Krispen/Medcom.id)

Penyebab Keguguran dalam Proses Bayi Tabung

Rona bayi tabung
Sunnaholomi Halakrispen • 09 Oktober 2019 10:00
Jakarta: In Vitro Fertilization (IVF) atau bayi tabung bisa menjadi solusi bagi perempuan yang kesulitan hamil. Namun, kemungkinan keguguran tetap ada dengan sejumlah faktor penyebabnya.
 
Hal tersebut disampaikan oleh Prof. Arief Boediono selaku Scientific Director Morula IVF Indonesia. Program bayi tabung sendiri merupakan proses kehamilan yang terjadi ketika sel telur dibuahi oleh sperma di luar tubuh yang biasanya dalam sebuah tabung.
 
"Faktor embrio yang telah disimpan, dicairkan lagi itu survive, hidup sebenarnya. Nah faktor rahimnya diatur oleh dokter untuk diprogram. Sekali lagi, tidak ada progran IVF yang 100 persen berhasil semua embrionya," ujar Prof. Arief di Cikang Resto, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa, 8 Oktober 2019.

Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?


Setelah embrio ditransfer, prosesnya berlanjut di rahim. Tidak diketahui bagaimana prosesnya di dalam rahim. Setelah dua minggu, dilihat hormonnya.
 
Apakah ada sesuatu yang menempel di rahim atau tidak ada. Kemudian, setelah 5-7 minggu dilakukan USG untuk memastikan kondisi embrio dalam rahim. Apabila tidak berhasil, maka ada faktor dari rahim.
 
Penyuntikan saat kondisi ibu tidak optimal, bisa memengaruhi proses bayi tabung. Risikonya, gagal. Maka demikian, dilakukan penundaan dengan proses pembekuan atau embrio yang disimpan.
 
"Embrionya kita bekukan, kita tunggu siklus berikutnya, alami malah. Tidak perlu disuntik terlalu banyak, itu keberhasilannya bisa tinggi," katanya.
 
Sementara itu, dr. Arie Polim, SpOG, menjelaskan faktor embrio yang tidak menempel ke rahim merupakan penyebab umum dari kegagalan prosedur bayi tabung. Ada kelainan atau embrio tidak normal.
 
"Sementara itu penyebab lainnya bisa jadi karena rahimnya tidak sensitif, kurang tebal, atau aliran darah kurang baik, dan ini semua dapat berpengaruh terhadap keberhasilan embrio menempel ke dinding rahim," jelas dr. Arie.
 
Kemudian, ada faktor lain yang mungkin terkesan sepele. Pengaruh hormon yang terlalu tinggi yang bisa membuat pasien kembung atau mual juga menjadi faktor kegagalan dari prosedur bayi tabung.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

(FIR)


social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan

Dapatkan berita terbaru dari kami Ikuti langkah ini untuk mendapatkan notifikasi

unblock notif