Empat perempuan inspiratif Indonesia Adinia Wirasti, Mira Lesmana, Najwa Shihab, dan Cinta Laura mengenakan turtleneck dalam merayakan moment of truth melalui kampanye #WomenInProgress bersama Uniqlo (Foto: Uniqlo)
Empat perempuan inspiratif Indonesia Adinia Wirasti, Mira Lesmana, Najwa Shihab, dan Cinta Laura mengenakan turtleneck dalam merayakan moment of truth melalui kampanye #WomenInProgress bersama Uniqlo (Foto: Uniqlo)

Menggambarkan Perempuan Tangguh lewat Lintasan Sejarah Turtleneck

Rona hari perempuan internasional fesyen
A. Firdaus • 25 September 2020 21:16
Jakarta: Tren fesyen yang terus berkembang mengikuti zaman, seolah tak bisa dihentikan. Namun, bicara fesyen yang tak pernah termakan oleh zaman, turtleneck mungkin salah satunya.
 
Mencoba menembus lorong waktu, turtleneck bukan hanya berbicara fesyen. Namun juga sejarah panjang yang melekat dan tak lekang oleh waktu.
 
Mulai dari Audrey Hepburn yang mengangkat figur perempuan energetic saat mengenakan turtleneck, hingga kisah Jackie O atau Jacqueline Kennedy Onassis, mantan ibu negara Amerika Serikat dalam perjuangan terbesarnya meninggalkan sebuah trauma, dengan bersepeda mengenakan turtleneck.

Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?


Menggambarkan Perempuan Tangguh lewat Lintasan Sejarah <i>Turtleneck</i>
Jacqueline Kennedy Onasssis (Foto: Ist)
 
Dan tahun ini, Uniqlo, salah satu merek pakaian dari Jepang, mencoba mengampanyekan Perempuan Kuat di era modern melalui lintasan sejarah turtleneck.
 
 

Lintasan sejarah turtleneck

Turtleneck menyimpan reputasi historis yang panjang dan radikal, karena berkaitan erat dengan berbagai figur perempuan, yang memiliki pengaruh mendunia.
 
Kepiawaian tersebut diawali saat item ini menjadi seragam bertanding para atlet olahraga polo pada 1860, yang menjadi favorit para working class pada abad ke-19 dalam budaya western.
 
Di antara momen debut dari turtleneck tadi, terselip sebuah pergeseran yang berfokus pada perempuan, lewat karakter fiksi Gibson Girl dalam bentuk ilustrasi wajah perempuan mengenakan high-neckline. Gibson Girl adalah ikon perempuan ideal yang atraktif, aktif, dan independent.
 
Kemudian, tibalah saatnya eksistensi turtleneck menjadi kian menarik. Di mana pergeseran dinamis dari yang sebelumnya adalah working uniform para lelaki, ke pakaian para sensual bombshell, sebut saja Jayne Mansfield dan Marylin Monroe.
 
Pada 1957, muncul ungkapan 'I am different' pada film Funny Face, yang diucapkan pemeran utamanya, Audrey Hepburn. Ia menjelaskan alasannya mengenakan turtleneck pada film yang disutradarai Stanley Donen tersebut.
 
Menggambarkan Perempuan Tangguh lewat Lintasan Sejarah <i>Turtleneck</i>
Audrey Hepburn (ist)
 
Tampilan serba hitam ini, bahkan dijadikan movie poster. Film bernuansa energetic yang menghubungkan kota New York dan Paris, mengangkat figur perempuan yang memiliki misi akademis, di balik keputusannya untuk menerima tawaran berkarier modelling yang membawanya ke kota berjulukan City of Light.
 

 
Turtleneck yang timeless, membuka jalan bagi evolusi gaya yang tanpa batas terjadi. Seperti berekspedisi menggunakan mesin waktu, serupa dengan mendiang Steve Jobs, yang dikenal dengan gayanya yang modest bersama turtleneck, para aktivis perempuan pada era 70-an.
 
Telah lama turtleneck menjadi kegemaran dari para profesional yang menembus budaya dan preferensi personal. Bahkan, mereka mengenakan turtleneck ketika sedang bertugas.
 
Menggambarkan Perempuan Tangguh lewat Lintasan Sejarah <i>Turtleneck</i>
Alexandria Ocasio-Cortez (Foto: ist)
 
Tahun demi tahun, turtleneck kian menjadi salah satu bagian penting suara perempuan menyuarakan pendapatnya. Seperti politikus Alexandria Ocasio-Cortez saat menyampaikan hal yang menjadi perhatiannya, yaitu corona di distrik yang diwakilinya The Bronx dan Queens.

Di Mata Perempuan

Pada era modern, perempuan kian memiliki andil besar dalam evolusi turtleneck. Uniqlo merayakan moment of truth milik turtleneck melalui kampanye #WomenInProgress yang berkolaborasi dengan Narasi bersama empat perempuan inspiratif, yaitu Najwa Shihab, Mira Lesmana, Cinta Laura, dan Adinia Wirasti. Mereka mengenakan Uniqlo koleksi Fall/Winter 2020 Heattech Fleece Turtleneck
 
"Membagikannya dapat menjadi sebuah cara untuk saling menguatkan. Mari berbagi dan saling berandil bagi perempuan lainnya, karena perempuan kuat itu yang menguatkan," kata Najwa lewat pernyataan resmi Uniqlo Indonesia yang diterima Medcom.id.
 
Pesona klasik, lembut, dan serba guna seakan menyuntikkan kepercayaan diri para Kaum Hawa. Untuk itulah, konsep turtleneck dengan sejarahnya dan tak lekang oleh waktu, dianggap tepat mempresentasikan perempuan yang kuat, berani, percaya diri, dan penuh semangat.

Sambut musim penghujan dengan balutan turtleneck

Kini Turtleneck tak hanya menjadi pakaian favorit digunakan pada musim semi atau musim dingin di daerah subtropis, tetapi telah menjadi koleksi wajib di Indonesia yang beriklim tropis.
 
Balutan yang nyaman mampu memberikan kehangatan ketika berada di luar ruangan. Sebaliknya, ketika melakukan kegiatan di dalam ruangan, pakaian ini enggak bikin gerah.
 
Alhasil, koleksi turtleneck ini sangat menunjang aktivitas para perempuan di Indonesia. Terutama dalam menyambut musim penghujan.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

(FIR)
Read All


social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan

Dapatkan berita terbaru dari kami Ikuti langkah ini untuk mendapatkan notifikasi

unblock notif