FITNESS & HEALTH
AstraZeneca Ajak Perempuan Muda Jadi Penggerak Perubahan di Bidang Kesehatan
Elang Riki Yanuar
Sabtu 11 Oktober 2025 / 13:07
Jakarta: Pemandangan berbeda terjadi di kantor AstraZeneca Indonesia. Tiga remaja perempuan duduk di kursi pimpinan, memimpin rapat, berdiskusi tentang kesehatan, dan menyuarakan ide-ide untuk masa depan yang lebih setara.
Inilah momen spesial dari program Girls Take Over 2025, hasil kolaborasi AstraZeneca dengan Yayasan Plan International Indonesia (Plan Indonesia) dalam rangka memperingati Hari Anak Perempuan Internasional yang jatuh setiap 11 Oktober.
Program ini merupakan bagian dari kampanye global #GirlsBelongHere, yang menegaskan hak perempuan muda untuk berada di ruang-ruang pengambilan keputusan dan menunjukkan kemampuan mereka sebagai calon pemimpin masa depan.
Melalui inisiatif ini, tiga remaja perempuan berusia 15–24 tahun mendapat kesempatan langka yakni memimpin sebagai Presiden Direktur AstraZeneca Indonesia, Business Unit Director Respiratory, Immunology, Vaccine and Immune Therapies (RIVI), dan Executive Director Plan Indonesia selama satu hari.
Mereka adalah Nayla (19) dari Jakarta Timur, Diva (17) dari Jakarta Selatan, dan Salwa (18) dari Jakarta Selatan. Ketiganya bagian dari Young Health Programme (YHP), program AstraZeneca yang mendorong anak muda menjadi agen perubahan dalam bidang kesehatan.
Selain menjalani peran simbolik sebagai pemimpin, mereka juga terlibat dalam forum diskusi bersama Kedutaan Besar Swedia, AstraZeneca, dan Plan Indonesia. Di forum ini, mereka berbicara tentang pentingnya pencegahan penyakit tidak menular (PTM) serta upaya memperluas akses kesehatan bagi remaja.
“Kesempatan seperti ini menunjukkan bahwa kepemimpinan tidak mengenal usia maupun gender. Perempuan muda berhak punya ruang untuk berpendapat, memimpin, dan berkontribusi dalam membangun masa depan yang sehat dan setara,” ujar Dini Widiastuti, Executive Director Plan Indonesia. Ia menambahkan, Girls Take Over menjadi simbol nyata bahwa perubahan besar bisa dimulai dari keberanian perempuan muda untuk bersuara.
Presiden Direktur AstraZeneca Indonesia, Esra Erkomay, menegaskan komitmen perusahaannya dalam memberdayakan generasi muda.
“Kami percaya anak muda adalah agen perubahan yang mampu menciptakan dampak besar. Melalui Girls Take Over, kami tidak hanya memberi pengalaman, tetapi juga ruang bagi mereka untuk menginspirasi masyarakat luas dalam memperjuangkan kesetaraan kesehatan,” ujarnya.
Dukungan juga datang dari H.E. Daniel Blockert, Duta Besar Swedia untuk Indonesia, Timor Leste, ASEAN, dan Papua Nugini. Ia menilai kolaborasi lintas sektor seperti ini penting untuk memastikan suara anak muda benar-benar didengar.
“Girls Take Over menunjukkan bagaimana sektor pemerintah, swasta, dan masyarakat bisa bersatu memperkuat kesetaraan kesehatan dan pembangunan inklusif,” katanya.
Bagi para peserta, pengalaman ini bukan sekadar simbolik. Salwa, salah satu peserta, mengaku pengalaman tersebut membuka pandangannya terhadap dunia kepemimpinan dan kolaborasi lintas sektor.
“Saya belajar bahwa keputusan besar selalu berawal dari diskusi dan empati. Program ini membuat saya semakin yakin bahwa perempuan muda bisa menjadi penggerak perubahan nyata di bidang kesehatan,” ujarnya.
Melalui Girls Take Over, AstraZeneca dan Plan Indonesia menegaskan bahwa kepemimpinan bukan hanya milik generasi senior. Dengan membuka ruang bagi remaja perempuan untuk duduk di kursi pengambil keputusan, keduanya membuktikan bahwa masa depan kesetaraan dan kesehatan yang inklusif sedang benar-benar dimulai dan dipimpin oleh generasi muda Indonesia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(ELG)
Inilah momen spesial dari program Girls Take Over 2025, hasil kolaborasi AstraZeneca dengan Yayasan Plan International Indonesia (Plan Indonesia) dalam rangka memperingati Hari Anak Perempuan Internasional yang jatuh setiap 11 Oktober.
Program ini merupakan bagian dari kampanye global #GirlsBelongHere, yang menegaskan hak perempuan muda untuk berada di ruang-ruang pengambilan keputusan dan menunjukkan kemampuan mereka sebagai calon pemimpin masa depan.
Melalui inisiatif ini, tiga remaja perempuan berusia 15–24 tahun mendapat kesempatan langka yakni memimpin sebagai Presiden Direktur AstraZeneca Indonesia, Business Unit Director Respiratory, Immunology, Vaccine and Immune Therapies (RIVI), dan Executive Director Plan Indonesia selama satu hari.
Mereka adalah Nayla (19) dari Jakarta Timur, Diva (17) dari Jakarta Selatan, dan Salwa (18) dari Jakarta Selatan. Ketiganya bagian dari Young Health Programme (YHP), program AstraZeneca yang mendorong anak muda menjadi agen perubahan dalam bidang kesehatan.
Selain menjalani peran simbolik sebagai pemimpin, mereka juga terlibat dalam forum diskusi bersama Kedutaan Besar Swedia, AstraZeneca, dan Plan Indonesia. Di forum ini, mereka berbicara tentang pentingnya pencegahan penyakit tidak menular (PTM) serta upaya memperluas akses kesehatan bagi remaja.
“Kesempatan seperti ini menunjukkan bahwa kepemimpinan tidak mengenal usia maupun gender. Perempuan muda berhak punya ruang untuk berpendapat, memimpin, dan berkontribusi dalam membangun masa depan yang sehat dan setara,” ujar Dini Widiastuti, Executive Director Plan Indonesia. Ia menambahkan, Girls Take Over menjadi simbol nyata bahwa perubahan besar bisa dimulai dari keberanian perempuan muda untuk bersuara.
Presiden Direktur AstraZeneca Indonesia, Esra Erkomay, menegaskan komitmen perusahaannya dalam memberdayakan generasi muda.
“Kami percaya anak muda adalah agen perubahan yang mampu menciptakan dampak besar. Melalui Girls Take Over, kami tidak hanya memberi pengalaman, tetapi juga ruang bagi mereka untuk menginspirasi masyarakat luas dalam memperjuangkan kesetaraan kesehatan,” ujarnya.
Dukungan juga datang dari H.E. Daniel Blockert, Duta Besar Swedia untuk Indonesia, Timor Leste, ASEAN, dan Papua Nugini. Ia menilai kolaborasi lintas sektor seperti ini penting untuk memastikan suara anak muda benar-benar didengar.
“Girls Take Over menunjukkan bagaimana sektor pemerintah, swasta, dan masyarakat bisa bersatu memperkuat kesetaraan kesehatan dan pembangunan inklusif,” katanya.
Bagi para peserta, pengalaman ini bukan sekadar simbolik. Salwa, salah satu peserta, mengaku pengalaman tersebut membuka pandangannya terhadap dunia kepemimpinan dan kolaborasi lintas sektor.
“Saya belajar bahwa keputusan besar selalu berawal dari diskusi dan empati. Program ini membuat saya semakin yakin bahwa perempuan muda bisa menjadi penggerak perubahan nyata di bidang kesehatan,” ujarnya.
Melalui Girls Take Over, AstraZeneca dan Plan Indonesia menegaskan bahwa kepemimpinan bukan hanya milik generasi senior. Dengan membuka ruang bagi remaja perempuan untuk duduk di kursi pengambil keputusan, keduanya membuktikan bahwa masa depan kesetaraan dan kesehatan yang inklusif sedang benar-benar dimulai dan dipimpin oleh generasi muda Indonesia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(ELG)