medcom.id, Cikampek: Liputan arus mudik selalu menjadi agenda rutin tahunan yang disajikan setiap media, baik cetak maupun elektronik. Layaknya perlombaan, penyajian berita pun dibuat seakurat dan semenarik mungkin. Bukannya untuk mencari sensasi, tapi lebih kepada penyajian yang berkualitas dan layak disajikan kepada khalayak.
 
Bagi media elektronik, khususnya televisi, penyajian visual merupakan hal utama yang harus diperhatikan. Pada liputan mudik tahun ini Metro TV kembali melaporkan kepadatan lalu lintas lewat udara. Tidak saja dengan helikopter maupun helikam, paramotor pun digunakan untuk memantau udara dan disiarkan secara langsung.
 

Paramotor melintas di udara Cikampek
Paramotor merupakan pengembangan ԁаrі paralayang, ada motor penggerak уаng menempel dі punggung pilotnya yang berguna sebagai pendorong,layaknya seekor elang terbang tinggi yang sesekali mengepakan sayapnya.
 
Dari atas gerbang tol Cikopo cikampek, 2 unit paramotor asik menyisir antrean panjang kendaraan. Tidak hanya merekam, siaran langsung pun disajikan dari udara.
 
Satu paramotor terbang solo yang dikemudikan Thomas Widyananto dan satu paramotor terbang tandem yang dikemudikan Asep Rustandi bersama reporter Metro TV Riski Amalia.
 
Dari pantauan dari udara, begitu jelas terlihat kendaraan mengular-- mengantre dari km 72 hingga pintu Tol Cikopo Cikampek. Lepas dari pintu tol, pemudik kembali harus bersabar dalam antrean menuju simpang Mutiara hingga Jomin.
 
Jika terbang saat matahari terbenam, visual yang dihasilkan begitu indah, temaram sinar lampu mobil menghiasi lika liku jalanan. Dari atas pemandangan memang terlihat indah, namun bagi para pemudik, tentu lain ceritanya. Pemandangan kendaraan mengantre selama berjam-jam bisa membuat lelah dan frustrasi.
 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

(FIT)