Mesaharaty, atau pemanggil malam, menjadi kegiatan Ayoub selama bulan Ramadan. Setiap dini hari dia berkeliling kampung, membangunkan orang untuk sahur dengan menabuh rebana.
Dia ingat, saat masa kecilnya dulu begitu banyak Mesaharaty di tempatnya tinggal. Mesaharaty inilah yang membuat suasana Ramadan begitu damai dan semarak.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Seiring waktu, jumlah Mesaharaty terus menurun dan hanya meninggalkan sedikit sekali penerus. Seperti panggilan jiwa, Ayoub merasa terpanggil untuk berkeliling kampung dan menghidupkan kembali tradisi membangunkan sahur selama 14 tahun terakhir ini.
Dia bangun pada pukul 1 dini hari dan bersiap untuk berkeliling di setiap jalan-jalan di kampung Makar sampai pukul 4 pagi. Dia memanggil orang-orang di desanya untuk sahur dan warga yang bangun kemudian turut mendoakan Ayoub bahkan tak jarang mengundangnya untuk ikut bersantap sahur. (Al Arabiya)
Baca juga:Menelusuri Riwayat Tradisi Membangunkan Sahur
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News (MEL)
