Jika mengalami hal tersebut, ada baiknya orang tua mulai mengajarkan puasa kepada anak tidak langsung satu hari penuh. Bisa dicoba dengan setengah hari terlebih dulu sebagai pengenalan.
"Ketika anak mulai mengeluh karena lapar diingatkan targetnya, misalnya targetnya zuhur, semangati anak. Itu mengajarkan kesabaran pada mereka," ujar motivator Aris Andi Jaya, dalam Metro Plus, Senin 29 Mei 2017.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Aris mengatakan orang tua juga diingatkan agar tidak terlalu keras dan memaksakan manakala anak sudah tidak kuat berpuasa. Jangan sampai, anak melihat bahwa puasa itu tidak menyenangkan.
Tantangan lain yang biasanya dialami orang tua adalah membangunkan anak untuk makan sahur. Agar mereka memiliki semangat untuk bangun, buat suasana rumah menjadi hidup, bukan lagi rumah yang sepi layaknya hendak tidur.
Aktivitas untuk menghidupkan suasana bisa dengan menyalakan televisi, melibatkan anggota keluarga lain untuk saling membangunkan, atau bangunkan anak dengan sesuatu yang dia sukai. Misalnya tayangan televisi.
"Minimal ajak anak dari tempat tidur ke tempat lain, tidak langsung makan. Atau mungkin anak menyukai tayangan tertentu, boleh dari TV atau ponsel yang penting dia melek dulu," katanya.
Selain menanamkan kesabaran dan semangat berpuasa, Arif menilai orang tua perlu juga menanamkan rasa empati pada anak-anak. Memiliki perasaan bagaimana menjadi mereka yang kekurangan.
"Misalnya membagikan makanan untuk mereka yang membutuhkan. Biarkan anak yang membagikan supaya mereka merasakan empati, jadi tidak hanya disampaikan dalam cerita saja, tetapi ada wujud nyatanya," jelas Aris.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News (MEL)
