Sebaliknya, para laki-laki yang sebagian bertubuh kekar dan bertato itu ramai-ramai membersihkan masjid serta lingkungan sekitarnya. Mereka terbagi dalam kelompok-kelompok beranggotakan dua sampai tiga orang.
Mereka berbagi tugas. Ada yang menyapu dan mengepel lantai, membersihkan karpet, menyikat kamar mandi, dan membuat saluran pembuangan air.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Seluruhnya mereka lakukan dengan menggunakan alat kebersihan yang mereka bawa sendiri. Seluruh penjuru masjid tak lolos dari aksi bersih-bersih itu.
Preman membersihkan masjid di Purwakarta. Foto: MI/Reza Sunarya
Mereka menyusuri setiap sudut masjid. Ada yang ke arah mimbar, tempat imam salat, hingga tempat wudu. Dinding, lantai, sampai halaman, semua mereka bersihkan.
Kegiatan itu dikomandoi langsung oleh Bupati Purwakarta, Dedi Mulyadi. Dedi menjelaskan, aksi itu bertujuan mengisi Ramadan dan membantu masyarakat dalam membersihkan tempat ibadah.
Kegiatan itu juga bagian dari upaya membangun rasa kebersamaan, toleransi, dan gotong royong.
"Kami bertujuan mengisi Ramadan dengan kegiatan positif, membangun rasa aman dan nyaman dalam beribadah. Ini kegiatan terbuka. Siapa saja boleh ikut, baik (preman) anggota organisasi atau bukan," jelas Dedi.
Kegiatan itu tentu direspons positif pengurus Masjid Al Hidayah, Ace Nasihin. Ia merasa sangat terbantu.
Biasanya, menurut tokoh masyarakat desa setempat itu, ia kerap kesulitan mengumpulkan warga agar mau bekerja bakti membersihkan masjid. "Alhamdulillah, semoga ini bagian dari hidayah yang diterima para preman itu. Kami merasa terbantu," ujarnya.
Herman Alexander, salah seorang preman, berharap aksi bersih-bersih itu bisa menghapus stigma yang melekat pada preman. Terlebih, yang mereka bersihkan ialah masjid, tempat ibadah mayoritas warga Purwakarta.
Preman Sangar, organisasi yang Herman pimpin, sedang bersiap membersihkan 17 masjid lain di lokasi yang berbeda. "Jadwal kegiatan sudah disusun sampai malam peringatan Nuzululquran," imbuhnya.
Taman Ramadan
Di Jawa Tengah, kreativitas Komunitas Kali Lunyu, Desa Gayamprit, Klaten, juga patut diapresiasi. Komunitas peduli sungai bersih itu menggelar Taman Ramadan 1438 H di pinggir Kali Lunyu.
Kegiatan itu memadukan bazar kuliner Ramadan dari para pelaku UMKM dengan kampanye sungai bersih serta sosialisasi pengelolaan sampah.
"Gerakan sungai bersih harus didukung. Jika sungai dirawat dan lingkungan dijaga dengan baik, itu akan bermanfaat bagi kehidupan masyarakat," ujar Plt Bupati Klaten, Sri Mulyani, yang membuka kegiatan itu pada Sabtu 27 Mei 2017. (Media Indonesia)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News (TRK)
