Berita tentang informasi Ramadan 2024 terkini dan terlengkap

Ilustrasi/Pixabay
Ilustrasi/Pixabay

Tafsir Al Mishbah: Memaknai Sebagian Tanda-Tanda Kiamat

Sobih AW Adnan • 19 Juni 2016 03:30
medcom.id, Jakarta: Hari akhir alias hari kiamat menjadi ketentuan yang tak bisa diterka waktu kedatangannya oleh siapapun, terkecuali menjadi rahasia Allah SWT sendiri. Ia hanya menjadi perkara yang wajib diimani keberadaannya oleh setiap muslim. Di dalam Alquran, Allah SWT telah memberikan banyak keterangan dan ciri-ciri terjadinya hari akhir. Kiamat terjadi setelah adanya tanda-tanda yang dikelompokkan ke dalam dua bagian, yakni tanda-tanda kecil (sughra); semisal maraknya kedurhakaan, merebaknya kemaksiatan, dan lainnya. Juga tanda-tanda besar (kubra), seperti yang sebagian disebut dalam QS. An-Naml ayat 82:
 
Dan apabila perkataan telah jatuh atas mereka, Kami keluarkan Dabbat al-Ard (sejenis binatang melata) dari bumi yang akan mengatakan kepada mereka, bahwa sesungguhnya manusia dahulu tidak yakin kepada ayat-ayat Kami.
 
"Dabbat dari segi bahasa berarti sesuatu yang bergerak. Maka, dalam hal ini bisa manusia, bisa juga binatang. Namun kebanyakan ulama menyebut dia adalah sejenis binatang berkaki empat. Sementara sebagian lain memaknai bahwa Dabbat adalah manusia yang bodoh, bukan kebodohan dalam arti tidak mengetahui teknologi, akan tetapi kebodohan dalam segi spiritual dan iman," kata KH Quraish Shihab dalam tayangan Tafsir Al-Mishbah di Metro TV, Sabtu (18/6/2016).

Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?


Tanda berikutnya, manusia dikumpulkan sesuai dengan keyakinannya terhadap kekuasaan Allah SWT. Tahapan ini merupakan bagian dari proses menuju peradilan Tuhan. Pada ayat berikutnya Allah SWT berfirman: "Dan (ingatlah) hari (ketika) Kami kumpulkan dari tiap-tiap umat segolongan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami, lalu mereka dibagi-bagi (dalam kelompok-kelompok)."
 
"Kelak yang tidak beriman atau yang mendustakan ayat-ayat dikelompokkan, ditahan, diawasi, menunggu proses yang lebih jauh. Lalu mereka ditanyai Allah SWT seperti dalam QS. An-Naml ayat 84, 'Apakah kamu telah mendustakan ayat-ayatKu, padahal ilmumu tidak meliputinya, atau apakah yang telah kamu kerjakan?," terang Quraish Shihab.
 
Di balik sebuah pertanyaan terdapat makna, fungsi, dan tujuan yang beragam. Pertanyaan Tuhan dalam ayat di atas difungsikan sebagai kecaman untuk orang-orang yang mengingkari peringatan Allah SWT di dalam Alquran.
 
"Ibaratnya seorang ibu yang bertanya kepada anaknya, 'kamu tidak mau menuruti kata-kata ibu?. Itu mengandung kecaman. Hingga nantinya azab Allah SWT diturunkan kepada mereka sehingga mereka tidak lagi bisa berkata apa-apa," kata Quraish Shihab.
 
Dan (ingatlah) hari (ketika) ditiup sangkakala, maka terkejutlah segala yang di langit dan segala yang di bumi, kecuali siapa yang dikehendaki Allah. Dan semua mereka datang menghadap-Nya dengan merendahkan diri. (QS. An-Naml: 87).
 
Di kala terumpet sangkakala ditiupkan, manusia akan merasakan keresahan dan ketakutan yang sangat. Suasana bumi diliputi gempa yang dahsyat, gunung-ganang hancur dan berterbangan (QS. Al-Qariah dan QS. At-Takwir), kerak-kerak bumi dijungkir-balikkan, laut ditumpahkan dengan suhu yang panas mendidih (QS. At-Takwir), kebakaran hebat akibat letusan gunung berapi, dan seterusnya, sehingga bumi padam tanpa cahaya sedikitpun.
 
Dan kamu lihat gunung-gunung itu, kamu sangka dia tetap di tempatnya, padahal ia berjalan sebagai jalannya awan. (Begitulah) perbuatan Allah yang membuat dengan kokoh tiap-tiap sesuatu; sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. (QS. An-Naml: 88).
 
"Jika memahami tanda-tanda ini, sekarang pun sudah bisa disaksikan. Sekarang ini jazirah Arab mendekat ke Iran, lempeng Australia mengarah ke utara, yakni ke Indonesia. Dengan perjalanan satu centi meter per tahun. Ini membuktikan bahwa firman Allah SWT yang menyatakan gunung-gunung bergerak itu nyata," kata Quraish Shihab.
 
Namun di saat manusia diliputi ketakutan yang dahsyat itu, kata Quraish Shihab, ada orang-orang yang dikehendaki Allah SWT untuk tetap tenang. Mereka adala orang-orang yang dijanjikan akan mendapatkan perlindungan dan rahmat dari Allah Yang Maha Kuasa.
 
"Ini bisa dimaknai sejak sekarang. Kalau hati sedang bergejolak atau bimbang, apa yang bisa membuat tenang?, selain nilai-nilai Ilahi, sebab keyakinan adanya Tuhan," pesan Quraish Shihab.
 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

(SBH)
LEAVE A COMMENT
LOADING
social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan

Dapatkan berita terbaru dari kami Ikuti langkah ini untuk mendapatkan notifikasi

unblock notif