"Dia (Islam) mendukung pengembangan bakat dan naluri manusia. Itu Prinsip," kata KH Quraish Shihab dalam tayangan Tafsir Al Mishbah di Metro TV, Jumat (10/6/2016).
Yang perlu dipertimbangkan dari hasil kreatifitas manusia hanyalah potensi kebaikan atau keburukan yang terkandung di dalamnya.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
"Contoh, nyanyian bisa mendorong ke arah kebaikan, juga ke arah keburukan, dari segi lirik dan cara pembawaannya. Jika mendorong ke arah kebaikan tentu diperbolehkan. Nabi Muhammad SAW ketika tiba di Madinah disambut oleh nyanyian."
Pengertian kebaikan bukan hanya berkait-paut pada ajaran agama. Musik atau nyanyian yang dapat membangkitkan semangat atau mengajak pendengarnya menikmati dan mengagumi keindahan diperbolehkan.
Profesor Quraish menyebutkan: "Lirik yang mengajak kita untuk mengagumi keindahan alam, itu bagian dari keindahan."
Islam dan naluri manusia dalam mencintai keindahan tidak dapat dipisahkan. Kitab suci Alquran yang dijadikan pedoman hidup bagi umat Islam juga sarat dengan keindahan. Keindahan Alquran telah dikagumi sejak awal kehadirannya di tengah masyarakat Jahiliyah masa kenabian. Mereka terpesona sehingga sesekali membacanya secara sembunyi-sembunyi lantaran di dalam benaknya belum tertancap keimanan.
"Dalam Alquran ada istilah musiqah. Nada yang membuat bergetar dan memberikan pengaruh. Meski tidak memahami maknanya secara langsung," jelas Quraish Shihab.
Keindahan Alquran tidak sepenuhnya disambut baik. Kaum musyrik menganggap ada peran setan dan jin dalam proses penyusunannya. Oleh karena anggapan itu, kata Quraish Shihab, maka Allah SWT membantahnya melalui surat As-Syuaraa ayat 210:
"Dan Alquran itu bukanlah dibawa turun oleh setan-setan."
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News (SBH)