Bukan tanpa alasan Allah mengawasi segala yang dilakukan manusia. Tujuannya supaya manusia mengontrol diri, baik dalam berperilaku ataupun meniatkan sesuatu.
"Ketika seseorang melakukan sesuatu kapan pun dan di mana pun, Allah mengetahui. Dengan Allah yang memiliki sifat Alimun, manusia senantisa mengontrol dirinya supaya menjadi mahluk terbaik di dunia," kata K.H. A. Satori Ismail saat memberikan tausiyah di Masjid Al-Azhar, Jakarta, beberapa waktu lalu.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Ketika manusia merasa diawasi oleh Allah, misalnya, saat beribadah, Allah mengetahui dengan jelas apa yang ada di dalam hati dan diri kita, maka manusia akan malu seandainya ibadah yang dilakukannya hanya formalitas semata. Oleh karena itu, pentingnya amalan hati bagi seorang mukmin.
Apa yang dimaksud amalan hati? Menurut Satori, amalan hati adalah apa yang ada sebenar-benarnya yang tersimpan di hati kita. Bermula dari apa yang kita niatkan ketika melakukan sesuatu.
Dalam kisah Syaidina Umar bin Khatab dengan Syaidina Abu Bakar Shiddiq, ada yang pernah bertanya mengapa Abu Bakar Shiddiq tidak mati sahid layaknya Umar bin Khatab. Yang membedakan adalah amalan hati.
Abu Bakar Ash Shiddiq adalah lelaki yang lemah lembut, namun dalam memerangi orang murtad, beliau mempunyai pendirian yang kokoh. Dia juga dianggap sebagai salah satu yang terdepan melindungi para pemeluk Islam.
"Karena masalahnya adalah menjaga yang tidak terlihat oleh manusia, amalan hati. Baik dalam salat, bersedekah dan amalan lainnya Allah mengetahui. Amalan hati itu yang menyebabkan Abu Bakar lebih afdal dari sahabat lainnya," ucap Satori yang juga Ketua Pengurus Pusat Ikatan Dai Indonesia itu.
Oleh karena itu, hanya Allah yang maha mengetahui apa yang kita sembunyikan. Amalan-amalan yang kita lakukan pasti akan dimonitor Allah, dan itu yang akan dipaparkan dengan jelas setelah hari kiamat. Maka, pada hari itulah manusia akan malu sejadi-jadinya.
"Maka nantinya ada orang-orang alim, tukang ceramah tetapi masuk neraka duluan. Kenapa? mereka yang dengan ilmunya ingin dipuji manusia, mereka yang dengan hartanya bersedekah tapi ingin dilihat," tuturnya.
Karena nanti semua amalan manusia dipaparkan Allah, seyogyanya sekarang ini manusia malu dan mulai mawas diri. Dengan diawasi, ujar Satori, seharusnya manusia jauh dari kemaksiatan, sebab Allah mengetahui apa yang kita sembunyikan.
Nikmat yang Banyak
Manusia di era sekarang sudah banyak diberikan kemudahan oleh Allah. Perkembangan teknologi yang pesat dapat dimanfaatkan manusia untuk melakukan amalan-amalan baik.
"Jangan sudah ada handphone, WhatsApp lantas kita lalai beribadah," katanya.
Amat disayangkan apabila segala kemudahan dan kenikmatan yang telah manusia rasakan tidak digunakan untuk melakukan hal baik di jalan Allah. Menurutnya, karena Allah maha mengetahui, maka segala amalan baik, walaupun sekadar niat dan belum dijalankan sudah dicatat Allah.
"Baru niat baik saja, Allah sudah mengetahui dan dicatatkan, ketika niat dan kemudian itu betul-betul kita lakukan, maka disitu akan Allah lipatgandakan pahalanya," tutup guru besar Universitas Islam Negeri (IUN) Syarief Hidayatullah itu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News (TRK)
