Suatu hari, Salman mengunjungi rumah Abu Darda dan mendapati istri saudaranya itu dalam keadaan lusuh. Tak ada yang dikenakan Ummu Darda; selain pakaian yang usang dan kain yang amat lawas.
"Mengapa keadaanmu demikian," tanya Salman, kepada istri sahabatnya itu.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Ummu Darda, menjawab, "Saudaramu (Abu Darda), sudah tidak ada perhatian kepada kehidupan dunia."
Tak lama, orang yang dinanti pun tiba. Sementara Salman yang sedari tadi datang membawa makanan langsung menyambut dengan menyuguhi saudaranya.
"Makanlah," tawar Salman kepada Abu Darda.
"Tidak, saya tengah berpuasa," jawab Abu Darda.
Salman terenyuh melihat ketaatan Abu Darda terhadap agama. Ia kembali berkata, "Aku tidak akan makan sebelum kamu makan."
Abu Darda luluh. Puasa sunah itu pun ia gugurkan demi membahagiakan sang tamu. Abu Darda, istrinya, dan Salman mulai bersantapbersama.
Ketika hari sudah beranjak malam dini hari, Salman melihat Abu Darda bangun dan hendak menunaikan salat.
"Tidurlah," ucap Salman, sebab mendapati saudaranya tampak kelelahan.
Abu Darda menuruti, beristirahat kembali.
Jelang Subuh, barulah Salman membangunkan saudaranya itu untuk mendirikan salat. Kepada Abu Darda ia bilang;
"Sesungguhnya Tuhanmu punya hak yang menjadi kewajibanmu. Begitu juga dirimu dan keluargamu memiliki hak yang menjadi kewajibanmu. Maka penuhilah setiap yang punya hak sesuai dengan kewajibanmu."
Di hari kemudian, Abu Darda mengunjungi Rasulullah dan menanyakan kebenaran ijtihad Salman. Nabi pun menjawabinya, "Salman, benar."
Sumber: Disarikan dari Sahih Al Bukhari, Kitab Ash-Shaum, Bab Man Aqsama li Akhihi li Yufhira fi Tathawwu' wa lam Yara Alaihi qadla Idza Kana Aufaq Lahu (8128).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News (SBH)