Rumah dengan luas hingga 60 meter persegi mengalami penurunan. Foto: Freepik
Rumah dengan luas hingga 60 meter persegi mengalami penurunan. Foto: Freepik

Pertumbuhan Harga Rumah Seken di Jakarta Melambat, Tipe Ini Paling Banyak

Rizkie Fauzian • 06 Desember 2024 08:13
Jakarta: Harga rumah seken secara umum mengalami kenaikan di beberapa kota. Namun, ada empat kota yang mengalami perlambatan pertumbuhan harga, yakni Makassar, Bekasi, Surabaya dan Jakarta.
 
Rumah123 Flash Report edisi November 2024 mencatat jika ditilik berdasarkan ukuran luas bangunan, tren di Makassar mengalami perlambatan pertumbuhan indeks harga pada segmen rumah di bawah 60 meter persegi dan 91-150 meter persegi (masing-masing mengalami penurunan sebesar 3,1 persen).
 
Sementara di segmen ukuran 61-90 meter persegi tetap tumbuh positif sebesar 5,8 persen, ukuran 151-250 meter persegi naik 7,1 persen dan luas di atas 251 meter persegi pergerakan median harga cenderung stagnan, tidak ada kenaikan. 

Head of Research Rumah123 Marisa Jaya mengatakan di beberapa wilayah Jakarta, perlambatan pertumbuhan median harga terjadi pada sejumlah segmen luas bangunan. Misalnya, untuk rumah dengan luas hingga 60 meter persegi, penurunan terjadi di hampir seluruh wilayah Jakarta, kecuali Jakarta Utara.
 
"Tren serupa juga terlihat pada rumah berukuran 61–90 meter persegi, di mana Jakarta Selatan mencatat penurunan hingga 6,3 persen. Penurunan tertinggi pada kategori luas 91–150 meter persegi terjadi di Jakarta Pusat sebesar 15,2 persen," kata dia dalam laporan dikutip Jumat, 6 Desember 2024.
 
Sementara rumah dengan luas 151–250 meter persegi, perlambatan pertumbuhan median harga terjadi di Jakarta Barat yang turun sebesar 3,1 persen dan Jakarta Utara turun sebesar 4,4 persen. Terakhir untuk segmen rumah dengan  luas bangunan lebih dari 251 meter persegi juga mengalami penurunan di dua wilayah, yaitu Jakarta Selatan (3,4 persen) dan Jakarta Utara (1 persen).
Baca juga: Harga Rumah Seken di Kota Ini Kalahkan Jakarta

Bekasi dan Surabaya menunjukkan kecenderungan stagnasi pada median harga, dengan sedikit perlambatan di segmen tertentu. Misalnya, segmen hunian berukuran 151-250 meter persegi turun 4,8 persen, pada segmen luas lain pertumbuhan median harga bergerak tipis di level 0 persen hingga 0,9 persen.
 
Di Surabaya, pertumbuhan median harga dengan ukuran 60 meter persegi turun 3,4 persen, sementara di segmen ukuran lain pertumbuhan cenderung masih positif, seperti di segmen 151-250 meter persegi (3,5 persen) dan di atas 251 meter persegi (1,5 persen).
 
Sementara itu, sejumlah wilayah menunjukkan pertumbuhan median harga di berbagai kategori luas hunian per Oktober 2024. Untuk rumah dengan luas hingga 60 meter persegi, Bogor mencatat pertumbuhan tertinggi dengan kenaikan year-on-year sebesar 18,9 persegi.
 
Di kategori 61–90 meter persegi, Surakarta memimpin dengan kenaikan median harga sebesar 25 persen secara tahunan. Denpasar menjadi kota dengan pertumbuhan tertinggi di dua kategori luas, yakni 91–150 meter persegi dan 151–250 meter persegi, masing-masing mencatat kenaikan 13,2 persen dan 11,5 persen.
 
Sementara itu, kategori rumah dengan luas lebih dari 251 meter persegi mencatat pertumbuhan median harga tertinggi di Depok, dengan kenaikan 19,6 persen secara tahunan.
 
Menurutnya, penurunan median harga rumah di beberapa kota, menjadi momentum yang pas dalam meningkatkan keterjangkauan bagi calon pembeli, khususnya di segmen rumah kecil-menengah, yang mendorong percepatan transaksi dan memperluas akses ke pasar properti.
 
"Sebaliknya, kenaikan median harga rumah di kota-kota seperti Bogor, Surakarta, Denpasar, dan Depok mencerminkan potensi permintaan, yang menguntungkan penjual maupun investor, serta menunjukkan potensi investasi yang menarik di kawasan tersebut,” ujar dia.

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(KIE)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan