Ada sembilan kota yang mengalami pertumbuhan selisih tertinggi dari segi pergerakan harga dibandingkan laju inflasi tahunan per November dibandingkan Oktober lalu yang hanya sekitar enam kota.
Adapun sembilan kota tersebut adalah Yogyakarta mencatatkan pertumbuhan selisih harga tertinggi di atas laju inflasi tahunan, yakni sebesar 9,3 persen, diikuti Denpasar sebesar 6,3 persen, Makassar 5,4 persen, dan Bogor 5 persen.
Semarang mencatatkan pertumbuhan selisih sebesar 3,9 persen, disusul Medan sebesar 1 persen, Depok 0,9 persen, serta Surakarta dan Tangerang yang masing-masing mencatatkan pertumbuhan tipis sebesar 0,1 persen.
Head of Research Rumah123 Marisa Jaya menjelaskan pertumbuhan selisih harga yang melampaui laju inflasi tahunan di sembilan kota ini menegaskan potensi properti sebagai aset investasi yang menjanjikan.
Baca juga: Pertumbuhan Harga Rumah Seken di Jakarta Melambat, Tipe Ini Paling Banyak |
"Kenaikan ini menunjukkan bahwa kepemilikan properti di kota-kota tersebut tidak hanya memberikan stabilitas nilai, tetapi juga peluang apresiasi harga yang signifikan dalam jangka panjang," kata dia dalam keterangan tertulis, Senin, 16 Desember 2024.
Hal ini menjadikan properti sebagai instrumen investasi yang lebih menarik, terutama bagi pemilik properti di kawasan tersebut atau investor yang mencari aset dengan potensi pertumbuhan nilai yang lebih tinggi dibandingkan tingkat inflasi tahunan.
Namun, di sisi lain, ada empat kota yang mengalami perlambatan selisih pertumbuhan harga rumah seken di atas laju inflasi tahunan, yakni Jakarta turun 1,2 persen, Bekasi 2,5 persen, Bandung 0,5 persen dan Surabaya 1 persen.
Sedangkan secara umum, sebanyak 9 dari 13 kota mengalami kenaikan harga secara tahunan, dengan kenaikan harga tertinggi terjadi di Yogyakarta, sebesar 10,2 persen. Di Jabodetabek, kenaikan dipimpin oleh Bogor 6,5 persen, Depok 2,8 persen, Tangerang 2,1 persen, dan Jakarta 0,4 persen.
Di Jawa, selain Yogyakarta, kenaikan dialami oleh Semarang 5,3 persen, Solo/Surakarta 1,4 persen, Bandung 1 persen dan Surabaya 0,3 persen. Sementara di luar pulau Jawa, Denpasar konsisten menjadi yang tertinggi dengan perolehan sebesar 9,2 persen, diikuti Makassar 6,8 persaen dan Medan 2,9 persen.
Bulan ini, hanya terdapat satu kota yang mencatatkan penurunan indeks harga rumah seken secara tahunan, yakni Bekasi dengan penurunan sebesar 0,7 persen.
Hal ini cenderung berbeda dengan bulan Oktober dimana ada empat kota yang mengalami penurunan harga rumah seken secara tahunan, yakni Jakarta turun sebesar 0,2 persen, Surabaya sebesar 0,4 persen, Bekasi sebesar 0,6 persen dan Makassar turun sebesar 4,4 persen.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News