Ilustrasi. Foto: Istock
Ilustrasi. Foto: Istock (Ganesha Akbar Mahardhika)

Ganesha Akbar Mahardhika

Universitas Negeri Yogyakarta

Gaya Keterikatan Fondasi Kebahagiaan

Ganesha Akbar Mahardhika • 08 Desember 2024 19:48
KETIKA membahas tentang hubungan yang bahagia, kita sering fokus pada hal-hal yang terlihat, seperti cara berkomunikasi, menangani konflik, atau mempertahankan romantisme. Namun, di balik semua ini, ada elemen penting yang mempengaruhi pola hubungan kita: attachment style atau gaya keterikatan.
 
Gaya ini tidak hanya menentukan bagaimana kita berinteraksi dengan pasangan, tetapi juga berpengaruh pada sejauh mana kita bahagia dalam hubungan.

Gaya Keterikatan: Fondasi Hubungan

Teori keterikatan pertama kali diperkenalkan oleh John Bowlby pada pertengahan abad ke-20 dan dilanjutkan oleh Mary Ainsworth lewat penelitian Strange Situation. Teori ini menjelaskan bahwa pengalaman awal kita dengan pengasuh, khususnya selama masa kanak-kanak, membentuk pola emosional yang memiliki dampak pada hubungan kita di masa dewasa.
 
Gaya keterikatan terbagi menjadi tiga kategori utama. Pertama, gaya keterikatan yang aman, yakni saat individu merasa nyaman dengan kedekatan dan memiliki pandangan positif terhadap diri sendiri serta orang lain. Mereka biasanya memiliki hubungan yang stabil dan dapat mengatasi konflik dengan baik.
 
Kedua, gaya keterikatan yang cemas. Saat individu merasa takut akan penolakan dan sering mencari perhatian atau jaminan dari pasangan. Mereka cenderung merasa kurang baik dan seringkali merasa cemas dalam hubungan. Ketiga, gaya keterikatan yang menghindar. Kondisi saat individu lebih memilih menjaga jarak emosional, menghindari kedekatan yang mendalam, dan kesulitan untuk mempercayai orang lain.
 
Penelitian yang dilakukan oleh Hazan dan Shaver (1987) menunjukkan bahwa gaya keterikatan ini memengaruhi cara seseorang menjalin hubungan romantis. Individu dengan keterikatan yang aman lebih mungkin menikmati hubungan yang stabil, sementara mereka yang memiliki gaya keterikatan cemas atau menghindar kerap mengalami ketidakpuasan dalam hubungan mereka.

Pengaruh Gaya Keterikatan terhadap Kebahagiaan

Kebahagiaan berkaitan erat dengan keseimbangan emosi dan perasaan aman dalam sebuah hubungan. Penelitian oleh Mikulincer dan Shaver (2016) menunjukkan bahwa gaya keterikatan yang aman memiliki korelasi positif dengan kepuasan dalam hubungan, dukungan emosional, dan kemampuan untuk menangani konflik.
 
Orang-orang dengan gaya keterikatan aman merasa lebih nyaman dan lebih mudah dalam menjalin hubungan emosional yang sehat, yang pada gilirannya meningkatkan kebahagiaan mereka dalam suatu hubungan. Mereka dapat menerima diri mereka serta pasangan, dan juga mampu memberikan dukungan emosional yang saling menguntungkan.
 
Di sisi lain, individu dengan gaya keterikatan cemas sering kali terjebak dalam ketidakamanan dan berusaha terlalu keras untuk mendapatkan perhatian atau jaminan dari pasangan. Hal ini dapat menyebabkan tekanan dan ketidakbahagiaan dalam hubungan.
 
Sementara itu, individu yang memiliki attachment menghindar cenderung bersikap emosional tertutup dan menghindari kedekatan, yang mengurangi peluang untuk membentuk hubungan yang bahagia. Penelitian oleh Lopez dan Brennan (2000) mengungkap bahwa orang dengan gaya keterikatan cemas lebih rentan terhadap kecemasan dan depresi saat menghadapi masalah dalam hubungan. Sedangkan mereka yang memiliki attachment menghindar lebih suka menarik diri, sehingga mengurangi kedekatan emosional dengan pasangan.

Cara Mengubah Attachment untuk Hubungan Lebih Bahagia

Berita baiknya, gaya keterikatan tidaklah bersifat tetap. Dengan pemahaman dan usaha yang tepat, seseorang dapat mengubah pola attachment mereka serta membangun hubungan yang lebih sehat.
 
Langkah pertama adalah introspeksi. Menyadari pola attachment yang ada dapat membantu seseorang melihat bagaimana pengalaman masa lalu memengaruhi cara mereka berinteraksi dalam hubungan kini.
 
Tes attachment, seperti Adult Attachment Interview (AAI), bisa menjadi alat untuk menjelajahi pola ini lebih dalam. Penelitian oleh Fraley et al (2000) menunjukkan bahwa kesadaran mengenai pola attachment ini sangat penting untuk membantu individu mengubah cara mereka berhubungan dengan orang lain.
 
Setelah mengidentifikasi gaya keterikatan mereka, langkah selanjutnya adalah membangun komunikasi yang baik. Bagi mereka yang memiliki gaya keterikatan cemas, penting untuk dapat mengekspresikan kebutuhan mereka langsung dan jujur tanpa takut akan penolakan.
 
Sedangkan bagi mereka yang memiliki gaya keterikatan menghindar, perlahan-lahan membangun keintiman emosional bisa membantu menciptakan hubungan yang lebih kuat dan memuaskan. Terapi pasangan atau individu juga bisa menjadi cara yang efektif untuk mengubah pola hubungan yang tidak sehat.
 
Intervensi yang berbasis attachment, seperti Emotionally Focused Therapy (EFT), terbukti efektif dalam membantu pasangan memperbaiki pola interaksi yang merugikan dan membangun hubungan yang lebih positif. Penelitian oleh Johnson (2004) mencatat bahwa EFT dapat membantu pasangan mengubah pola komunikasi yang tidak sehat dan memperkuat keterikatan emosional.
 
Selain itu, mengatur harapan yang realistis juga merupakan kunci penting dalam menciptakan hubungan yang bahagia. Sering kali, orang dengan attachment cemas atau menghindar, memiliki harapan yang tidak realistis terhadap pasangan mereka. Menyadari bahwa tidak ada hubungan yang sempurna dan setiap hubungan pasti menghadapi masalah adalah langkah penting untuk mencapai kebahagiaan dalam hubungan.

Kebahagiaan dalam Hubungan: Jalan Menuju Flourishing

Hubungan yang bahagia tidak hanya mempengaruhi pasangan, tetapi juga kesejahteraan masing-masing individu. Penelitian oleh Gillath et al (2016) menunjukkan bahwa hubungan yang penuh kasih dan sehat dapat meningkatkan kebahagiaan jangka panjang, mengurangi tingkat stres, dan memperbaiki kesehatan mental.
 
Di samping itu, relasi yang baik juga membantu meningkatkan ketahanan psikologis dan mendorong individu untuk lebih optimistis dalam menghadapi berbagai tantangan hidup. Memahami dan mengelola gaya keterikatan dapat berperan penting dalam membangun hubungan yang lebih bermakna dan berkembang (flourishing relationships).
 
Relasi yang dipenuhi cinta, rasa aman, dan dukungan emosional menjadi dasar kebahagiaan jangka panjang, tidak hanya untuk pasangan, tetapi juga untuk kehidupan pribadi masing-masing. Ketika kedua belah pihak dalam hubungan menyadari pentingnya keterikatan yang sehat dan berkomitmen untuk menciptakan hubungan yang positif, kebahagiaan yang bertahan lama dapat terwujud. Oleh karena itu, mengubah pola attachment menjadi lebih positif adalah langkah awal dalam perjalanan menuju hubungan yang lebih bahagia dan berkembang.[]
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Pilar keluarga psikologi hubungan pasangan

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan

Dapatkan berita terbaru dari kami Ikuti langkah ini untuk mendapatkan notifikasi

unblock notif