Mulanya audisi ini diikuti siswa Sekolah Menengah Atas, Madrasah Aliyah dan sederajat dari seluruh Indonesia. Lahir pada momentum bulan ramadhan yang juga memasuki ajang pilpres 2019, produser Syiar Anak Negeri 2018 Ferdi Setiawan menyatakan, program ini dirancang bukan sekedar untuk menyemarakkan jelang peringatan Idul Fitri namun juga untuk menyalurkan energi para pemuda agar tak larut dalam arus negatif ujaran kebencian yang marak di masa itu.
Hal ini juga cerminan idealisme Metro TV sebagai media dengan prinsip knowledge to elevate.
Kata nasyid berasal dari bahasa Arab yang berarti senandung. Humas Asosiasi Nasyid Nusantara, Era Sugiarso menyatakan, istilah ini muncul pada zaman Nabi Muhammad SAW, ketika sahabat beliau bernama Bilal bersenandung menyambut kedatangan Nabi berhijrah dari kota Mekah ke Madinah.
Menurut Kyoto Review of Southeast Asia (2007), mulai pertengahan dekade tahun 80-an, muncul kelas menengah modernis Islam di Malaysia. Seperti yang dikemukakan Nilufer Gole (2002), dalam Kyoto Review of Southeast Asia (2007), para kaum Muslim ini memproyeksikan budaya yang modern namun Islami. Bagi mereka, musik berperan penting tidak hanya dalam menyebarkan ajaran Islam tetapi juga menunjukkan bahwa Islam adalah agama yang mampu beradaptasi dengan dunia modern. Menurut Era, nasyid mulai dikenal di Indonesia pada akhir tahun 80-an, yakni ketika komunitas muslim Darul Arqam Malaysia muncul dengan seni nasyidnya dan dikenal masyarakat muslim di Asia Tenggara. Beberapa seniman muslim Indonesia kemudian belajar nasyid ke Negeri Jiran.
Selain membawakan syair berisi nasihat dan pujian kepada Allah SWT, nasyid Darul Arqam juga memasukkan narasi perjuangan dan pembelaan bagi kaum muslim Palestina.
Era nasyid Darul Arqam usai, ketika pemerintah Malaysia membubarkannya pada tahun 1994. Namun kemiripan tangga nada Arab dengan melodi melayu klasik melahirkan banyak musisi nasyid atau disebut dengan munsyid di Malaysia.
Nasyid bahkan kemudian menjadi identitas musik Malaysia dengan dominasi sebesar 30% di industri musiknya. Nasyid semakin dikenal ketika grup Raihan muncul pada dekade berikutnya. Menggabungkan alat musik modern dengan tangga nada umum sebagai pengiringnya, tak butuh waktu lama bagi Raihan untuk meraih popularitas di Indonesia.
Era juga menyatakan grup nasyid pertama yang lahir di Tanah Air adalah Izzatul Islam yang digawangi mahasiswa aktivis muslim Universitas Indonesia. Dilantunkan di muka khalayak saat berdemonstrasi membela kaum minoritas atau muslim Palestina, nasyid terbangun dengan citra eksklusif.
Kebangkitan nasyid kedua
Masa kebangkitan kedua nasyid di Indonesia adalah lahirnya Grup nasyid acapella Snada yang digandeng di setiap kemunculan pendakwah kenamaan Abdullah Gymnastiar. Beberapa grup nasyid lain juga lahir seperti Justice Voice, Al Fatih dan lain sebagainya. Namun nyatanya, di Indonesia nasyid masih sulit bersaing dengan musik mainstream. Panggung media nasional acapkali memberi peluang tampil para munsyid (anggota grup Nasyid) hanya pada hari besar keagamaan umat muslim saja.
Dengan bimbingan dari MUI dan Kementerian Agama, konten nasyid bisa dibawa ke arah yang moderat dan sejuk.
Berjuang mendapat pengakuan masyarakat, para munsyid juga harus berjibaku menghadapi problema internal seperti manajerial, pembagian royalti dan lain sebagainya yang membuat senjakala seni nasyid indonesia di layar nasional datang lebih awal. Problematika inilah yang mendorong lahirnya Asosiasi Nasyid Nusantara (ANN) pada tahun 2006.
Perjuangan melahirkan generasi penerus munsyid di Indonesia terus berlanjut di jalur akademik. Kementerian Agama melalui Direktorat Bimbingan Masyarakat Islam, rutin menggelar serangkaian perlombaan untuk mengiringi pelaksanaan Musabaqah Tillawatil Quran, termasuk diantaranya kompetisi nasyid. Digelar bagi siswa tingkat SMA, hampir seluruh SMA Negeri dan Swasta Islami memiliki grup nasyid yang dibina melalui kegiatan ekstra kurikuler.
13 Mei 2018 menjadi hari spesial bagi 60 orang siswa sekolah menengah atas dan sederajat. Tiba di Ibu Kota, sorotan kamera mengikuti setiap aktivitas mereka mulai dari kedatangan di bandara hingga kegiatan mereka selama menjalani karantina. Pengalaman baru menanti seiring disiapkannya sederet agenda latihan dan pembekalan oleh panitia di luar jadwal kompetisi. Peserta diberi pengayaan materi leadership dan public speaking kolaborasi narasumber dari ANN, MUI, dan Metro TV.
Dirjen Pendidikan Islam 2018, Kementerian Agama RI, Kamaruddin Amin menyatakan Syiar Anak Negeri menjadi salah satu momentum untuk menyampaikan tentang Islam dan kebangsaan kepada generasi muda di tengah tantangan yang beragam bagi generasi muda. Tema Islam dan kebangsaan penting untuk dipahami anak-anak muda.
Ajang kompetisi diharapkan dapat lebih efektif, apalagi dikemas lewat syair dan syiar. Kegiatan ini bisa berkontribusi untuk menciptakan suasana harmonis yang berkelanjutan dan bisa melahirkan generasi anak-anak Indonesia yang punya pemahaman moderat.
Bidang seni dipandang sebagai strategi dakwah yang kompetitif bagi Kepala Sub Direktorat Kesiswaan, Direktorat Jenderal KSKK Madrasah 2018, Kementerian Agama RI, Abdullah Faqih. Menurutnya, dakwah di dunia digital didominasi kelompok fundamentalis dan tekstualis yang mengajarkan dakwah seringkali secara konservatif. Menjadi visi misi kementerian agama untuk untuk menghindarkan gagap teknologi kelompok moderat.
Apalagi dunia digital dekat dengan generasi muda, termasuk siswa di usia pendidikan menengah atas. Tak melulu dengan pidato konvensional, dakwah yang mendinginkan dapat diraih dengan berbagai cara seperti seni nasyid yang selama ini identik dengan kelompok konservatif fundamentalis. Dengan bimbingan dari MUI dan Kementerian Agama, konten nasyid bisa dibawa ke arah yang moderat dan sejuk.
Menjalani karantina di Asrama Haji Pondok Gede Jakata Timur, siswa fokus mempersiapkan materi yang akan dibawakan di panggung. Berbeda dengan latihan yang biasa mereka lakukan di daerah, masing-masing grup didampingi satu orang kyai dan satu orang munsyid guna memastikan ketepatan konten syiar dan meningkatkan profesionalisme penampilan mereka di layar kaca.
Tanggung jawab Metro TV
Presiden Direktur Metro TV (waktu itu) Suryopratomo menyatakan, program Syiar Anak Negeri merupakan bentuk tanggung jawab Metro TV dalam menghadirkan tayangan yang bermakna bagi pemirsa. Program juga diharapkan melahirkan pendakwah berkarakter (Media Indonesia, 2018).
Harmonisasi antar peserta tercipta di lokasi karantina. Bersaing di layar kaca, namun perkembangan nasyid yang tidak merata di setiap daerah menjadi jembatan untuk saling berbagi pengalaman.
Tereliminasi di minggu pertama, kekalahan Zikni dan Farzhan Shakhil hanyalah di panggung Syiar Anak Negeri belaka. Namun tidak di mata masyarakat, rekan, guru dan keluarga.
Pernyataan menarik disampaikan salah satu peserta asal Kediri, Hafiduddin. Aktif di ekstrakurikuler nasyid sejak duduk bangku SMP, lead vocal Alfa Voice ini sempat merasa minder melihat kemampuan lawan dari wilayah seperti Yogyakarta dan jawa barat.
Di sekolahnya, nasyid hanyalah ekstrakurikuler kelas dua yang mendapatkan perhatian dari sekolah jelang perlombaan saja. Alfa Voice bahkan menjadi satu-satunya wakil dari sekolah yang mendaftarkan diri di kompetisi ini. Setelah banyak berlatih dan menggali ilmu dari mentor dan rekan sesama peserta, Alfa Voice akhirnya menjadi juara pertama. Syiar Anak Negeri diakui Hafiduddin telah menjadi titik balik kehidupannya.
Lahir dari keluarga sederhana, bukan hanya hadiah uang tunai yang mengubah kehidupan Hafiduddin. Hadiah masuk perguruan tinggi keagamaan Islam negeri disertai beasiswa, membuka jalan untuk menggapai cita-cita yang sebelumnya nampak sulit diwujudkan. Tertinggal pesawat menuju Ibu Kota jelang karantina, menjadi momen tak terlupakan akibat minimnya pengalaman.
Namun perjuangannya seolah terbayarkan dengan hadiah umrah yang memperkaya pengalamannya melebihi rekan-rekan seusia di kampungnya. Hafiduddin kembali ke kampung halaman sebagai pribadi yang baru, penuh pengalaman yang selalu dinantikan kisahnya oleh orang-orang di sekitar.
Pada penyelenggaraan tahun 2020, 4 kontestan asal MAN 2 Kediri mencoba peruntungan mendaftar audisi Syiar Anak Negeri. Kemenangan Alfa Voice membuat ekstrakurikuler nasyid di MAN 2 Kediri dipandang lebih menjanjikan.
Citra baru juga terbangun pada kontestan Syiar Anak Negeri lainnya, Muhammad Zikni Amirudin. Menempuh pendidikan formal di MANPK MAN 4 Jombang dan belajar agama di Pesantren Mambaul Maarif Jombang, nasyid bahkan tidak ada dalam daftar ekstrakurikuler di kedua lembaga pendidikan tersebut.
Membentuk grup nasyid Farzan Shakhil dua hari jelang pengiriman video audisi, ia tak pernah menyangka bisa meraih kesempatan melaju ke babak karantina. Arahan pemimpin pondok pesantren untuk tidak meninggalkan identitas mereka sebagai santri dimanapun berada, membuat Zikni dan empat rekan lainnya menjadi peserta satu-satunya yang tampil mengenakan sarung di layar kaca Syiar Anak Negeri 2018.
Pesantren Mambaul Maarif Jombang merupakan pesantren salaf modern yang menggabungkan pola pendidikan salaf dengan formal melalui madrasah. Namun, citra pesantren salaf jauh lebih melekat dibandingkan modernitasnya. Tereliminasi di minggu pertama, kekalahan Zikni dan Farzhan Shakhil hanyalah di panggung Syiar Anak Negeri belaka. Namun tidak di mata masyarakat, rekan, guru dan keluarga.
Prestasi Zikni bersama keempat rekannya di panggung Syiar Anak Negeri menghadirkan perspektif baru di mata masyarakat. Secara bergantian, pengelola pesantren menghadirkan anggota Farzhan Shakhil pada kegiatan sosialisasi di bebagai kesempatan. Secara terus-menerus mereka diminta menceritakan kegiatan pesantren sekaligus dukungannya pada kegiatan di luar pelajaran kitab kuning dan pendidikan formal keagamaan lainnya.
Misi pesantren terus berkembang dari melahirkan aktor pendidikan, sosial kemasyarakatan, politik dan juga entertainment. Seni nasyid di layar televisi berhasil membangun persepsi publik mengenai masyarakat Muslim yang tak gagap dengan perkembangan zaman.[]
*Segala gagasan dan opini yang ada dalam kanal ini adalah tanggung jawab penulis seperti tertera, tidak menjadi bagian tanggung jawab redaksi Medcom.ID. Redaksi menerima kiriman opini dari Anda melalui kolom@medcom.id.