Editorial Media Indonesia
Editorial Media Indonesia ()

Tetap Cinta NKRI

05 Juni 2017 07:31
SURVEI mutakhir Saiful Mujani Research & Consulting menyebutkan hampir semua orang Indonesia bangga menjadi warga negara Indonesia. Survei yang dirilis kemarin juga menyebutkan mayoritas orang Indonesia tidak setuju Indonesia berubah menjadi khilafah. Itu artinya masyarakat Indonesia tetap menginginkan NKRI.
 
Survei pun mengungkap sebagian besar orang Indonesia menolak IS meski mereka tidak semuanya paham bahwa IS mencita-citakan khilafah. Survei lantas mengungkap mayoritas orang Indonesia tidak setuju dengan HTI yang mereka ketahui mencita-citakan khilafah. Dengan perkataan singkat IS dan HTI telah menjadi public enemy.
 
Survei tersebut jelas menjadi kabar baik. Akan tetapi, itu tak lantas membuat kita abai, berleha-leha, menganggap semuanya aman-aman belaka. Bukan apa-apa, kelompok-kelompok tersebut bersifat ideologis.
 
Kelompok-kelompok ideologis punya karakter menyebarkan ideologi mereka dengan segala cara, baik melalui pemaksaan, iming-iming surga dan harta, maupun dengan sistem sel. Kemajuan teknologi mempermudah penyebaran ideologi kelompok mereka. Orang melalui teknologi internet kini bisa berbaiat atau bersumpah setia kepada IS, misalnya. Fakta belakangan ini mestinya membuat kita khawatir dan Waspada. Setelah digempur habis-habisan di Suriah dan Irak, IS tadinya hendak menjadikan Poso, Sulawesi Tengah, sebagai pusat gerakan. Namun, karena Polri dan TNI juga menggempur mereka habis-habisan, IS menggeser pusat gerakan mereka ke Mindanao, Filipina Selatan.
 
Pertempuran di Marawi antara milisi Maute yang berkiblat ke IS membuktikan lS telah bercokol di Filipina Selatan yang jaraknya hanya 'sepelemparan batu' dari Indonesia.
 
Apalagi, banyak warga negara Indonesia terlibat dalam IS di Marawi. Bahkan, kasus bom Kampung Melayu, Jakarta Timur, terkait dengan IS.
 
Survei SMRC menunjukkan 9,2% orang Indonesia secara nasional setuju dengan khilafah. Angka ini terbilang besar. Kewaspadaan akan membuat angka ini tidak makin besar, tetapi makin kecil. Dalam kasus HTI, pengikutnya lumayan banyak. Dengan sistem sel, ia telah menyusup ke kampus, instansi pemerintah, serta swasta.
 
Negara tentu saja sudah mewaspadai berkembangnya cita-cita khilafah di Tanah Air. Dalam kasus IS, aparat keamanan telah menumpas mereka di dalam negeri serta menjaga perbatasan guna mencegah IS menyusup ke Tanah Air. Dalam kasus HTI, pemerintah telah mengambil langkah hukum untuk membubarkannya dan itu didukung rakyat berdasarkan survei SMRC.
 
Namun, kewaspadaan itu seperti tindakan pemadam kebakaran. Negara perlu mengambil langkah pencegahan menularnya ideologi khilafah supaya rakyat tetap mencintai NKRI.
 
Dalam kasus IS, survei merekomendasi nasionalisme sebagai cara untuk mencegah penularan IS. Dalam perkara HTI, survei menyimpulkan komitmen demokrasi, kinerja kepemimpinan nasional, serta situasi sosial, politik, ekonomi, dan keamanan yang baik akan mencegah berkembangnya cita-cita khilafah HTI.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Oase radikalisme

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan

Dapatkan berita terbaru dari kami Ikuti langkah ini untuk mendapatkan notifikasi

unblock notif