Namun, apa sebenarnya hybrid learning itu? Dikutip dari Quipper, berikut penjelasannya.
Definisi hybrid learning
Hybrid learning merupakan metode pembelajaran yang menggabungkan pertemuan tatap muka dan daring dengan memanfaatkan teknologi sebagai pendukung utama. Istilah ini seringkali dianggap sama dengan blended learning. Padahal, keduanya merupakan metode pembelajaran yang berbeda.Pada hybrid learning, guru memberikan pelajaran yang sama di jam yang sama pada kelompok peserta didik yang berbeda. Misalnya, peserta didik di sebuah kelas akan dibagi dalam dua kelompok.
Kelompok pertama mempelajari Matematika mulai pukul 08.00 secara tatap muka. Sedangkan, kelompok kedua melaksanakan pembelajaran daring dari rumah mulai pukul 08.00 pula. Biasanya, mereka menyaksikan pemaparan guru di kelas melalui aplikasi berbasis video, seperti Zoom.
Sementara itu, metode blended learning, guru memberikan pembelajaran tatap muka dan daring secara bersamaan. Misalnya, guru memaparkan materi Matematika kepada semua peserta didik di kelas secara tatap muka. Sepulang sekolah, guru menugaskan peserta didik melalui media pembelajaran online.
Manfaat hybrid learning
Sekilas, hybrid learning memang terlihat rumit. Namun, metode ini nyatanya memiliki banyak manfaat, baik untuk guru maupun peserta didik.Salah satunya mampu mengasah kemampuan dalam mengoperasikan teknologi. Tanpa disadari, hal ini juga akan meningkatkan kompetensi literasi digital. Peserta didik juga dapat menjadi lebih aktif dan mandiri dalam pembelajaran.
Di samping itu, kegiatan pembelajaran yang digelar juga berjalan lebih efisien dan efektif. Bahkan, bisa menjadi lebih fleksibel lantaran tak terbatas ruang dan waktu.
Kelebihan hybrid learning
Meski terbilang masih baru, hybrid learning memiliki sejumlah kelebihan dibandingkan dengan metode pembelajaran lainnya. Kelebihan tersebut antara lain:1. Peserta didik dapat bersosialisasi
Jika pembelajaran dilakukan secara daring sepenuhnya, tak menutup kemungkinan peserta didik merasa bosan. Kehadiran hybrid learning dapat menjadi solusi atas permasalahan tersebut.Peserta didik dapat bersosialisasi dengan teman sekelas saat bertemu langsung di pembelajaran tatap muka. Hal ini dapat menyegarkan fisik dan mental yang lelah karena harus berdiam diri di rumah.
2. Pembelajaran jadi lebih fleksibel
Pada kelas hybrid, guru dapat memilih materi yang memerlukan pertemuan tatap muka. Hal ini untuk memaksimalkan pemahaman peserta didik. Sebab, tidak semua materi dapat dimengerti lewat kelas virtual.Kekurangan hybrid learning
Tak hanya kelebihan, hybrid learning juga memiliki kekurangan. Di antaranya adalah sebagai berikut:1. Orang tua harus berperan ekstra
Orang tua harus mengawasi putra-putrinya selama pembelajaran hybrid berlangsung. Terlebih ketika mendapat banyak tugas, dukungan dari orang tua sangat diperlukan untuk memberi energi positif bagi mental dan psikis anak.Selain itu, orang tua juga harus mengawasi protokol kesehatan yang diterapkan anak. Mereka harus memastikan hal tersebut agar buah hatinya tak terpapar virus korona ketika menghadiri
pembelajaran tatap muka.
2. Peserta didik sulit membuat jadwal belajar
Tak jarang, peserta didik mendapat banyak tugas saat belajar daring. Hal ini lantas membuat mereka kewalahan dalam mengerjakannya. Mereka menjadi sulit mengatur waktu belajar.Untuk itu, diperlukan peran guru dan orang tua mengatur jadwal belajar yang lebih fleksibel dengan mempertimbangkan kondisi pembelajaran yang terkadang tak menentu.
Itulah pembahasan seputar hybrid learning. Apakah Sobat Medcom menyukai metode pembelajaran ini? (Nurisma Rahmatika)
Baca: Kualitas Kuliah Hybrid Harus Tetap Dijamin Sama dengan PTM
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id