Ilustrasi. DOK Freepik
Ilustrasi. DOK Freepik

‘Perjalanan Waktu’ dalam Pikiran Bisa Segarkan Ingatan yang Pudar

Renatha Swasty • 24 September 2025 11:04
Jakarta: Sebuah penelitian baru menemukan melakukan “perjalanan waktu” di dalam pikiran dapat membantu menghidupkan kembali ingatan yang mulai memudar. Ingatan yang setengah terlupakan bisa muncul kembali bila seseorang mengingat kembali suasana atau emosi ketika memori itu pertama kali terbentuk.
 
Penelitian yang dipublikasikan di jurnal PNAS ini menunjukkan, dengan cara ini memori yang pudar bisa kembali hampir semudah mengingat memori baru. Penelitian secara khusus berfokus pada ingatan dari hal-hal yang dipelajari, bukan pada ingatan peristiwa sehari-hari. Saat seseorang mempelajari sesuatu, memori baru yang terbentuk berada di posisi rawan lupa.
 
Para peneliti mengibaratkan memori baru tersebut seperti batu besar di puncak gunung yang mudah menggelinding. Saat batu itu menuruni lereng, sebagian detail memorinya menghilang. Namun, saat mendekati dasar “gunung memori,” laju pelupaan melambat.

Psikolog dari Universitas Regensburg, Jerman, Karl-Heinz Bäuml, yang ikut menulis penelitian ini, mengatakan sebagian detail bisa bertahan lama, sementara yang lain memudar. Namun, menurutnya, pelupaan tidak selalu tak terhindarkan.
 
“Kamu bisa mengurangi pelupaan ini jika secara mental kembali ke masa lalu saat memori terbentuk,” kata Bäuml dikutip dari laman Live Science, Rabu, 24 September 2025. 
 
Untuk membuktikan hal ini., para peneliti melibatkan lebih dari 1.200 partisipan. Setengahnya diminta mempelajari teks pendek, sisanya mempelajari daftar kata benda acak. Masing-masing kelompok lalu dibagi lagi menjadi empat subkelompok dengan metode mengingat berbeda.
 
Satu kelompok menjadi kelompok pembanding yang hanya diminta mengulang informasi beberapa kali dalam satu jam. Sementara itu, tiga kelompok lain diberi jeda 4 jam, 24 jam, atau 7 hari sebelum dites kembali.
 
Saat dites, ketiga kelompok ini diminta melakukan “perjalanan waktu mental”: mengingat pikiran dan perasaan mereka saat sesi pertama atau melihat sebagian kecil informasi yang pernah dipelajari sebagai pemicu untuk mengingat sisanya. Kelompok pembanding juga dites di waktu yang sama, tapi tanpa “perjalanan waktu mental”.
 
Baca juga: Ketukan Irama Musik Ternyata Bisa Mengubah Cara Kerja Otak, Ini Buktinya 

Hasilnya, kedua cara tersebut terbukti membantu mengembalikan ingatan. Setelah 4 jam, mengingat emosi berhasil memulihkan 70 persen memori, sementara metode pemicu mencapai 84 persen.
 
Setelah 24 jam, hasilnya turun menjadi 59 persen untuk emosi dan 68 persen untuk pemicu. Namun setelah seminggu, efeknya jauh berkurang: mengingat emosi tidak lagi memulihkan memori, dan metode pemicu hanya memulihkan 31 persen.
 
Ahli saraf kognitif dari Universitas Fudan, China, Deniz Vatansever, yang tidak terlibat dalam penelitian ini mengatakan temuan tersebut memperdalam pemahaman tentang cara kerja memori. “Memori tidak sekadar hilang perlahan. Kita sebenarnya bisa mengatur ulang memori hampir ke bentuk aslinya,” katanya. Meski begitu, ia mengingatkan temuan ini perlu diuji pada pengalaman nyata sehari-hari, yang biasanya lebih kaya emosi dan detail sensorik dibandingkan dengan teks atau daftar kata.
 
Bäuml juga mengatakan tingkat keberhasilan menyegarkan memori bisa berbeda-beda, tergantung pada kekayaan pengalaman yang diingat. Namun untuk tujuan praktis, misalnya menghadapi ujian, cara ini bisa dimanfaatkan.
 
“Sebaiknya proses pemulihan memori dilakukan bertahap, bukan hanya setelah tujuh hari, tapi juga setelah tiga atau enam hari. Dengan begitu, akan tercipta siklus penyegaran berulang yang membuat memori tetap kuat,” kata dia. 
 
Penelitian lain juga mendukung temuan ini. Ahli saraf dari Bates College, Justin Hulbert, menyebut latihan mengingat berulang dapat membuat memori lebih sulit “menggelinding turun” sejak awal. Pada tahap awal, ingatan mungkin perlu disegarkan setiap 1-2 jam. Namun seiring waktu, jeda bisa diperpanjang hingga bulanan atau tahunan.
 
“Artinya, kita tidak perlu terlalu sering ‘mendorong batu ke atas gunung’ untuk menjaga memori tetap bertahan dalam jangka panjang,” jelasnya. (Alfi Loya Zirga

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(REN)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan