Saptuti menuturkan, hadirnya PlasmaHub ini dapat membantu menyediakan dan mempersingkat matching PK antara pendonor dengan pemohon. Namun, dalam hal ini antara pendonor dan pemohon tidak langsung dipertemukan. Melalui Plasmahub, ITS dan UDD PMI yang dilengkapi surat pengantar dari rumah sakit (RS), sehingga meminimalisasi pihak tidak bertanggung jawab yang dapat mengambil keuntungan dari pandemi.
"Pada prosesnya, kami tetap berharap kerahasiaan informasi donor ini dapat tetap terjaga dalam platform PlasmaHub," kata Saptuti.
Ketua Komunitas Ikatan Alumni Penyintas Covid-19 Jawa Timur Edy Sukotjo mengapresiasi langkah ITS yang telah mempermudah proses donor plasma konvalesen. Selama ini, kata dia, prosesnya dilakukan secara manual menjadi terdigitalisasi melalui platform PlasmaHub.
"Dengan adanya PlasmaHub, semoga lebih banyak nyawa yang dapat terselamatkan dari keganasan Covid-19," ungkap Edy.
PlasmaHub dikembangkan relawan Tim Teknis Kesiagaan Penanganan Covid-19 ITS, serta didukung oleh mitra komunitas Ikatan Alumni Covid-19 Jawa Timur, Komunitas Sahabat Donor Darah, Pusat Unggulan Iptek – Artificial Intelligence for Healthcare and Society (PUI-AIHeS) ITS, Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Surabaya, dan HIPMI Jawa Timur.
Baca: Moristin, Body Lotion Pencegah Covid-19 Berbahan Daun Kelor
Sementara ini, versi beta PlasmaHub menampilkan informasi stok darah di beberapa kota di Jawa Timur, dan rencananya akan dikembangkan lebih luas pada versi selanjutnya. Di dalamnya, disisipkan berbagai fitur seperti donor recipient matching, plasma stock, dan screening reminder.
PlasmaHub sudah diuji coba pada 19 Juli 2021, dan sudah memasangkan PK dari 28 pendonor dengan pasien covid-19.
Informasi mengenai teknis penggunaan PlasmaHub serta panduan pengajuan permohonan dan penyaluran donor PK dapat dilihat selengkapnya pada laman https://plasmahub.its.ac.id//.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News