"Kami sampaikan kepada Menteri BUMN Erick Thohir tentang hasil riset dikembangkan diaspora Indonesia di Inggris dan oleh institusi di mana diaspora berkarya, sangat berpotensi untuk dikembangkan di Indonesia," kata Asisten Profesor Teknik Kimia dan Lingkungan Universitas Nottingham ????Bagus Muljadi, melansir Antara, Kamis, 16 Oktober 2020.
Menteri BUMN Erick Thohir bersama Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, serta Sekjen Kementerian Kesehatan dalam kunjungan kerja ke Inggris pada 12-15 Oktober 2020, secara khusus bertemu dengan sejumlah diaspora Indonesia di KBRI London. Pertemuan juga dihadiri Eric Daniel Tenda kandidat pada Imperial College London, dan Indra Rudiansyah, peneliti vaksin covid-19 dari Universitas Oxford yang mewakili diaspora ilmuwan di UK.
Pada kesempatan itu, Menteri BUMN Erick Thohir menyatakan kesiapan BUMN bersinergi dengan komunitas riset dan akademisi di Tanah Air maupun di manca negara dan akan mendukung produksi/hilirisasi hasil riset tersebut sehingga menjadi barang jadi yang bisa membawa manfaat untuk rakyat.
Menurut Direktur Kemitraan Pelatihan Doktor Indonesia Bagus Mulyadi, jika teknologi terbaru tentang pengadaan vaksin masa depan bisa dikembangkan, maka Indonesia akan memegang lisensi untuk memproduksinya.
"Kita bisa dan harus berdikari dalam bidang farmasi," ujar Bagus, yang sejak 2017 juga menjadi asisten Profesor di Virginia Tech, Amerika Serikat itu.
Koordinator Konsorsium Inggris-Indonesia untuk Ilmu Interdisipliner (UKICIS) merasa bersyukur Menteri BUMN Erick Thohir memberikan respons yang cepat soal sinergi riset dengan para diaspora tersebut Apalagi, Kementerian BUMN sangat mendukung hasil-hasil riset baik dari akademisi di dalam negeri maupun tingkat internasional.
Selain itu, diketahui bahwa Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) juga telah aktif dalam implementasi, mitigasi dan pengendalian resiko dari kebijakan pemerintah dalam melawan pandemi covid-19.
"Di sinilah juga perlu kami garis bawahi, peran dari akademisi Indonesia untuk turut menjembatani dialog dan sinergi antara instansi pemerintah dalam menangani covid-19," ujar Bagus.
Baca: Unair Tunggu Arahan Pemerintah Soal Kelanjutan Riset Obat Covid-19
Bagus mengatakan, ilmuwan harus dapat mengkomunikasikan secara efektif hasil risetnya kepada pemangku kebijakan dan kepentingan yang lebih luas agar tidak sekedar menjadi bagian dari jurnal ilmiah. Namun, membawa perubahan lewat kebijakan baru yang membawa manfaat nyata bagi rakyat.
Menurut Bagus, Indonesia memiliki keahlian dalam multidisiplin menghasilkan publikasi dan hibah berdampak tinggi di bidang ilmu bumi, matematika terapan, bioteknologi, dan ilmu komputer.
Dia ikut mengelola lebih dari 10 juta poundsterling dana penelitian dan membimbing dua peneliti postdoctoral dan lima mahasiswa PhD dan pada 2019. Ia juga diakui sebagai akademisi internasional dengan kontribusi luar biasa.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News