Yogyakarta: Lebih dari satu tahun masyarakat dunia berhadapan dengan covid-19. Sayangnya, hingga kini masih saja beredar beragam informasi yang tidak tepat atau hoaks seputar virus SARS-Cov-2 ini. Adanya disinformasi tersebut banyak menimbulkan kebingungan di masyarakat.
Pakar Alergi Imunologi Universitas Gadjah Mada (UGM) Deshinta Putra Mulya mengatakan, banyak hoaks seputar vaksin di tengah pelaksanaan program vaksinasi nasional covid-19. Salah satunya, vaksin covid-19 disebut membahayakan.
Ia menegaskan jika hal tersebut tidak tepat. Sebab, dalam pembuatan vaksin telah melalui serangkaian penelitian panjang baik untuk melihat kemampuan membentuk antibodi, efek samping, hingga efikasi.
"Jadi, pernyataan vaksin covid-19 berpotensi membahayakan itu tidak benar karena sudah melalui penelitian yang panjang dan setelah diberikanpun dilakukan observasi lagi," terang Deshinta mengutip siaran pers UGM, Kamis, 25 Maret 2021.
Deshinta menyebut masih terdapat sejumlah informasi lain seputar vaksin covid-19 yang tidak benar dan ramai diperbincangkan seputar vaksinasi di masyarakat. Beberapa di antaranya yaitu vaksin Moderna dirancang untuk mengubah DNA manusia dan vaksin covid-19 memiliki chip untuk melacak orang.
"Tidak benar vaksin Covid-19 ada chipnya, tidak bisa chip dimasukan melalui injeksi," tuturnya.
Baca: Vaksin Nusantara Sesuai Etika Riset? Begini Penjelasan Guru Besar Unpad
Berikutnya, narasi tentang vaksin covid-19 telah bermutasi menjadi ribuan covid-19 baru di seluruh dunia. Deshinta menjelaskan jika hal tersebut tidak benar, sebab virus covid-19 dalam vaksin telah dimatikan, sehingga tidak akan menimbulkan mutasi.
"Lalu, tidak perlu mematuhi protokol kesehatan setelah divaksin covid-19 itu juga salah karena antibodi tidak langsung terbentuk setelah vaksin. Selain itu, efikasi masing-masing vaksin beda, tidak ada yang 100 persen sehingga masih ada peluang terinfeksi," paparnya.
FOLLOW US
Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan