Tim peneliti purwarupa aplikasi pradiagnosa ini di antaranya adalah Dr. Ria Lestari Moedomo (Balai Penelitian Dhomiri), Dr. Ary Setijadi Prihatmanto (STEI-ITB) dan tim NaPas dengan berbasis Matlab. Purwarupa ini dapat digunakan hanya dengan piranti handphone sederhana.
"Tujuan dibuat NaPas sendiri pertama, untuk pradiagnosa covid-19," kata Ria Lestari melalui siaran pers ITB yang dikutip Sabtu, 24 Oktober 2020.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Baca: Lima Masukan Akademisi Terkait Rencana Vaksinasi
NaPas juga dibuat untuk meningkatkan keprihatinan (awareness) masyarakat terhadap covid-19 dengan menyediakan sarana untuk melakukan pradiagnosa secara dini dan berdikari. Dengan begitu, setiap individu dapat melakukan pencegahan dan penanggulangan secara dini terhadap penyebaran covid-19 selanjutnya.
Ria mengatakan, aplikasi tersebut dapat menyediakan fungsi-fungsi yang komprehensif untuk masyarakat dalam rangka mencegah, mengurangi, dan menanggulangi penyebaran covid-19. Terutama, fungsi pradiagnosa dan integrasi napas dengan fungsi contact tracing dari Google Maps dan provider telekomunikasi seluler, serta integrasi napas dengan fungsi isolasi/karantina mandiri.
Ia juga menjelaskan alur kerja aplikasi pradiagnosa tersebut. Ketika pasien melapor, maka paramedis akan datang ke lokasi dan melakukan pradiagnosa, atau pasien sendiri bisa langsung pakai handphone untuk melakukan pradiagnosa.
Suara napas hidung direkam antara 10-15 detik dengan memakai mikrofon dan software perekam di HP/tablet. Berkas rekaman suara napas dikirimkan ke server sentral melalui e-mail, atau nanti melalui WhatsApp secara otomatis.
Dengan pemakaian Matlab, spektrum signal digital diolah untuk mendapatkan bentuk signal garis. Signal garis ini akan dibandingkan dengan pola-pola napas referensi virus covid-19, untuk ditarik kesimpulan apakah pola napas rekaman menyerupai satu dari pola napas referensi virus covid-19. Apabila iya, ditarik kesimpulan pasien diduga menderita virus corona.
"Di samping fungsi pradiagnosa yang sederhana, berdikari, dan mobile, aplikasi NaPas ini akan diintegrasikan dengan fasilitas contact tracing dari Google Maps dan telekomunikasi seluler, dan fasilitas dari penyedia layanan isolasi/karantina mandiri untuk memberikan solusi yang komprehensif kepada para penyintas covid-19," papar Ria.
Baca: Lima Masukan Akademisi Terkait Rencana Vaksinasi
Ia menjelaskan, hasil pengujian di Bandung selama pandemi covid-19 baru dilakukan terhadap lima orang yang dipradiagnosa dengan hasil pradiagnosa paru-paru saja dari server NaPas di Dhomiri. Sebab, fungsi pradiagnosa saluran napasnya masih harus dimodifikasi dan fungsi siklus napas yang berjalan ada di server NaPas di ITB.
"Sedangkan hasil pengujian sebelumnya jauh lebih banyak karena NaPas telah banyak mengikuti pameran-pameran di ITB dan telah banyak diujicobakan kepada para pengunjung pameran-pameran ITB tersebut," ungkapnya.
(AGA)