Pengembangan ventilator ini sangat diperlukan untuk mengantisipasi dampak buruk covid-19 seperti yang telah terjadi dibeberapa negara seperti di Eropa dan Amerika, terutama terkait dengan kurangnya ventilator untuk pasien covid-19.
Baca juga: ITB Kembangkan Ventilator Portabel Berbasis Kantong Udara
Dengan latar belakang tersebut, Dr. Ahmad Marzuki dan timnya dari Laboratorium Optik dan Fotonika FMIPA UNS sejak awal Maret 2020 mencoba untuk menciptakan ventilator untuk membantu pernafpsan bagi pasien covid-19. Marzuki mengatakan, dengan tingkat kepadatan penduduk serta mobilitas penduduknya yang tinggi, Indonesia memiliki potensi yang cukup tinggi untuk terjadinya penularan covid-19 secara cepat.
“Di Italia dan Amerika Serikat, covid-19 menular sangat cepat. Terutama di dua negara ini, laju pertambahan warga Negara terinfeksi Covid-19 ini jauh di atas laju pertambahan pasien yang yang sembuh," kata Marzuki.
Akibatnya, rumah sakit kewalahan. Jumlah kamar perawatan yang tersedia tidak mencukupi. Selain itu, rumah sakit juga kekurangan ventilator yaitu alat bantu pernapasan yang sangat dibutuhkan oleh pasien akut terpapar covid-19.
Baca juga: ITB Kembangkan Ventilator Portabel untuk Pasien Covid-19
Untuk itu, kami berinisiatif membuat alat ventilator supaya jika sewaktu-waktu negara kita ada dalam keadaan sangat membutuhkan ventilator dalam jumlah besar seperti yang terjadi di Italia dan USA, kita siap untuk membantunya. "Namun kita berdoa semoga kita tidak sampai ada pada kondisi yang demikian” terang Marzuki, dalam keterangan tertulis, Senin, 27 April 2020.
Alat bantu pernapasan yang sifatnya darurat ini tidak hanya dikembangkan oleh UNS. Banyak perguruan tinggi baik di dalam negeri maupun luar negeri yang telah ikut serta mengembangkan alat ini, sebut saja misal Tim dari MIT, Oxford University, Rice University, ITB dan lainnya.
Ada perbedaan ventilator yang dikembangkan di UNS ini dengan yang lain. Ventilator versi UNS ini didesain untuk meminimalkan peluang tercampurnya kembali udara kotor yang dikeluarkan dari paru-paru pasien dengan udara bersih yang akan dimasukkan ke paru-paru pasien.
“Ventilator versi UNS ini dilengkapi dengan sistem kontrol yang memungkinkan operator dapat mengatur kerja ventilator untuk disesuaikan dengan keadaan pasien yang meliputi volume tidal, laju pernapasan, kadar O2 dan sebagainya. Hal ini yang menjadi kelebihan ventilator buatan FMIPA UNS dibandingkan ventilator lainnya,” imbuhnya.
Baca juga: Ventilator Buatan ITS Segera Diproduksi Massal
Untuk versi pertama ventilator buatan UNS ini harganya sangat terjangkau, namun tetap dapat menjalankan tugasnya sesuai dengan spesifikasi yang dibutuhkan dunia medis. “Tim dari Prodi Fisika FMIPA UNS telah melakukan konsultasi ke Rumah Sakit (RS) UNS untuk masalah-masalah terkait dengan fungsi alat ini dan spesifikasi yang pas untuk standar medis,” kata Marzuki.
Marzuki dan tim akan terus mengembangkan ventilator pernapasan ini hingga ke standar medis dan tersertifikasi SNI. Dalam waktu yang tidak lama lagi UNS akan siap menerima pesanan alat pernapasan ini, jika terdapat klinik atau RS yang membutuhkan.
Sementara itu, Dekan FMIPA UNS, Harjana menambahkan, bahwa hadirnya ventilator pernapasan untuk pasien covid-19 dari Prodi Fisika ini merupakan bagian dari inovasi yang dilakukan untuk membantu penanganan Covid-19 di Indonesia. “Tim dari Laboratorium Optik dan Fotonika FMIPA UNS akan terus mengembangkan alat ini,” Harjana.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News