Tim yang diketuai Dr. Syarif Hidayat, Dosen Sekolah Teknik Elektro dan Informatika (STEI), tersebut tengah mengembangkan purwarupa produk ventilator darurat yang diberi nama Vent-I (Ventilator Indonesia). Syarif telah diminta mempresentasikan rencana pengembangan ventilator tersebut melalui video conference dengan Wakil Menteri BUMN dalam agenda presentasi dan pembahasan alat ventilator.
“Vent-I adalah alat bantu pernapasan bagi pasien yang masih dapat bernapas sendiri (jika pasien covid-19 pada gejala klinis tahap 2), bukan diperuntukkan bagi pasien ICU,” ujar Jamah Halid, Manajer LPP Salman yang turut serta dalam pengembangan ventilator.
Baca juga: UI Sediakan Guest House Bagi Tenaga Medis RSUI
Prototype Vent-I telah dipresentasikan di depan dokter senior Fakultas Kedokteran Unpad. Pada Presentasi awal terdapat tiga fungsi yang didemonstrasikan, yaitu CPAP (Continuous Positive Airway Pressure), CPC (Continuous Pressure Control), dan SPC (Synchronize Pressure Control).
“Pertemuan ini merupakan pertemuan kami yang ketiga, dan tim dokter sangat mendukung pengembangan vent-I. Bahkan menyarankan terlebih dahulu untuk mengembangkan fungsi CPAP yang saat ini dibutuhkan oleh pasien covid-19” jelas Jam’ah.
Fungsi CPAP pada ventilator tersebut dapat digunakan oleh pasien yang mengalami sesak namun masih dapat bernapas sendiri agar tidak sampai harus dirawat di ICU. Tindak lanjut setelah pertemuan tersebut, Kemenkes menugaskan BPFK ( Balai Pengujian Fasilitas Kesehatan ) untuk melakukan serangkaian pengujian terhadap Vent-I.
Target awal dari Tim adalah membuat 100 buah Vent-I secara in house untuk disumbangkan ke Rumah Sakit yang membutuhkan.
Untuk diketahui, saat ini, dunia tengah menghadapi pandemi virus corona (covid-19). Terhitung pada April 2020, sebanyak lebih dari 1 juta kasus Covid-19 telah terkonfirmasi di 204 negara dan teritori di seluruh dunia berdasarkan data dari worldometers.info/coronavirus/.
Di Indonesia, hingga 2 April 2020, telah ada 1.790 kasus covid-19 dengan rincian 1.508 kasus aktif, 112 orang sembuh, dan 170 orang meninggal. Melonjaknya jumlah pasien yang terinfeksi covid-19 menyebabkan rumah sakit di Indonesia kekurangan alat bantu medis, salah satunya ventilator.
Alat ini dapat membantu pasien yang kesulitan bernapas agar mendapatkan asupan oksigen yang cukup. Namun di saat seperti ini, tidak semua Rumah sakit memiliki ventilator yang cukup, pertama hal ini disebabkan harga ventilator yang sangat mahal.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News