Guru Besar dari Sekolah Farmasi Institut Teknologi Bandung (SF ITB), Prof. Dr. Elfahmi, S.Si., M.Si. DOK ITB
Guru Besar dari Sekolah Farmasi Institut Teknologi Bandung (SF ITB), Prof. Dr. Elfahmi, S.Si., M.Si. DOK ITB

Gagas Markherb, Guru Besar ITB Raih Pengharagaan Karya Anak Bangsa dari Kemenkes

Renatha Swasty • 04 Desember 2024 14:55
Jakarta: Guru Besar dari Sekolah Farmasi Institut Teknologi Bandung (SF ITB), Prof. Dr. Elfahmi, S.Si., M.Si., meraih penghargaan Karya Anak Bangsa dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Penghargaan diberikan atas kontribusi Elfahmi dalam pengembangan senyawa marker untuk tanaman obat.
 
Penghargaan diberikan kepada sejumlah individu yang berkontribusi dalam meningkatkan kualitas kesehatan di Indonesia. Elfahmi menyampaikan rasa syukurnya atas penghargaan yang diterima.
 
Dia menyebut penghargaan ini hanya sebuah apresiasi. Terpenting, hasil-hasil penelitiannya dapat memberikan manfaat signifikan bagi masyarakat luas.

Dilansir dari laman itb.ac.id, penelitian Elfahmi menggunakan bahan bahan lokal yang kemudian dikomersialisasi, sehingga bisa mensubstitusi produk-produk impor. Selama ini, peneliti industri obat herbal kesulitan membeli senyawa marker karena harus membeli dari provider merek luar.
 
Tak jarang, diperlukan waktu indent cukup lama serta harga pengiriman cukup tinggi. Oleh karena itu, muncullah Markherb sebagai solusi bagi permasalahan ini.
 
Markherb menawarkan marker dengan harga lebih murah, mudah didapat, dan dengan kualitas setara atau bahkan lebih baik ketimbang merk luar. Tim Prof. Elfahmi selalu berusaha melakukan pengembangan studi dan riset supaya senyawa marker yang dihasilkan memiliki kualitas bagus.
 
Markherb merupakan salah satu produk dari perusahaan PT EBM Saintifik dan Teknologi, atau yang biasa dikenal dengan EBM Scitech. Start-up yang lahir dari ITB ini didirikan pada tahun 2020 dan bergerak di bidang Research and Development (RnD) atas perolehan dana Program Riset Inovatif Produktif (RISPRO) Invitasi yang didanai oleh Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP).
 
Tim riset EBM Scitech terdiri atas banyak saintis yang saling bekerja sama mewujudkan riset dan inovasi terbaru. Awalnya, Prof. Elfahmi merupakan penyusun buku Farmakope Herbal Indonesia, salah satu buku standar yang dibuat kemenkes untuk menjadi rujukan bagi industri farmasi atau bagi peneliti yang risetnya berkaitan dengan obat herbal.
 
Baca juga: Gagas Teknologi AI Prediksi Kerentanan Struktur, Dosen ITB Raih Penghargaan FWIS 2024

Saat itu, Elfahmi merasakan kendala paling krusial dalam risetnya berupa kesulitan mendapatkan marker. Dari situ, Prof. Elfahmi bertekad agar suatu saat nanti Indonesia memiliki produsen marker sendiri.
 
Kini, PT EBM Saintifik telah memperluas pasar dari mulai alat laboratorium berbasis reverse engineering, produk kosmetik berbahan dasar alam, bahkan jasa analisis kimia beserta konsultasinya. Selain itu, perusahaan ini juga menerima mahasiswa yang ingin belajar atau magang, sehingga juga berkontribusi dalam pendidikan.
 
PT EBM Saintifik sedikit demi sedikit memperluas sayap kontribusinya untuk ketahanan kemandirian obat dan kesehatan di Indonesia. Konsistensi Prof. Elfahmi dalam berkontribusi di bidang kesehatan telah membuahkan hasil membanggakan, salah satunya penghargaan yang dianugerahkan oleh Kementerian Kesehatan ini.
 
Kini, MarkHerb telah memiliki lebih dari 500 senyawa marker tanaman herbal. Hal ini tentunya tak lepas dari perjuangan tim riset Prof. Elfahmi yang saling bahu-membahu melakukan riset dan inovasi.
 
Timnya terdiri dari berbagai saintis bergelar magister maupun doktor dari berbagai perguruan tinggi terkemuka, baik itu dalam negeri maupun luar negeri, yaitu Jerman, Australia, Belanda, dan lainnya. Tim juga terus memperluas penjalinan kerja sama, baik dengan institusi maupun industri.
 
Elfahmi mengungkapkan dalam perjalanan melakukan riset dan pengembangan, ia dan beserta tim menghadapi beragam kendala. Namun, alih-alih menjadi penghalang, justru menjadi pendorong bagi mereka untuk terus meningkatkan kualitas hasil penelitian.
 
“Kemampuan untuk manajemen tim, merupakan suatu hal kunci yang tidak bisa dilewatkan. Dari situ, akan terbentuk tim yang kuat, dan dapat bekerja sama mencapai sesuatu yang lebih besar,” ujar Elfahmi.
 
Berkat kerja sama dan manajemen tim yang baik, tim riset Prof. Elfahmi bisa menghasilkan hingga 12 riset per tahunnya. Elfahmi berharap industri obat herbal di Indonesia bisa terus berkembang dan Indonesia menjadi negara mandiri dalam bidang kesehatan.
 
Hal ini tentunya menjadi potensi besar yang sangat mungkin untuk dikembangkan, mengingat biodiversitas dan ketersediaan bahan baku di Indonesia yang tinggi. Tentunya, diperlukan juga kerja sama dari peneliti, industri, maupun akademisi untuk bersama-sama mewujudkan hal ini.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(REN)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan