Dalam kondisi seperti ini, katanya, jika ingin mengurangi maka masyarakat harus berperan. Ada banyak cara bisa dilakukan, misalnya dari komunitas anak muda melalui karang taruna atau komunitas ibu-ibu PKK dan lain-lain.
"Melakukan gerakan merangkul bersama secara lebih masif, ibu PKK membahas bagaimana pengasuhan anak zaman sekarang sebagai upaya mengurangi risiko anak muda melakukan tindakan negatif. Karang Taruna melalui kegiatan positif dan produktif yang bisa mengakomodir anak muda demikian juga bapak-bapak bahas isu pengasuhan dan lain-lain,"urainya.
Wahyu menyayangkan kondisi saat ini, beban orang tua juga sangat luar biasa. Tidak sedikit dari mereka memiliki beban ekonomi karena PHK dan sebagainya. Belum lagi adanya kebutuhan yang semakin meningkat sehingga tidak berkesempatan melakukan tindakan yang ideal melalui komunitas untuk menyelamatkan generasi muda.
Apalagi dengan hadirnya teknologi informasi di era pandemi memaksa orang untuk bertransformasi ke masyarakat digital. Implikasinya adalah pada konsumsi dan produksi dan salah satu yang paling kentara muncul adalah invidualisme yang sangat tinggi.
"Ini tentunya juga berlaku bagaimana mereka berelasi sosial, artinya tidak heran jika mereka kemudian melihat fenomena klithih bukan menjadi bagian dari tugasnya. Bisa jadi seperti itu karena individualisme tinggi," paparnya.
Baca: Wajib Tahu, 4 Karakteristik Omicron yang Berbeda dari Varian Lain
Makanya, tantangan ke depan adalah menciptakan komunalitas di masyarakat dengan berbagai aktivitas agar partisipasi mereka untuk menjaga sesama warga meningkat. Misalnya, Poskamling di masa pandemi yang mulai berkurang diaktifkan kembali agar anak muda yang suka nongkrong tidak jelas diajak pada aktivitas menjaga keamanan lingkungan.
Hal ini dinilai bisa membuat anak muda lebih berkontribusi positif kepada masyarakat. Sementara, di saat ronda para sesepuh masyarakat bisa secara informal menyampaikan program-program bagus terkait pembangunan lingkungan atau desa.
"Jadi, banyak cara yang bisa dilakukan dengan memperkuat komunalitas, dan dalam komunalitas yang berupa kehidupan bersama itu kan sebenarnya nyawanya orang jawa ada di situ," ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News