Menristek Bambang Brodjonegoro di Kampus UGM. Zoom.
Menristek Bambang Brodjonegoro di Kampus UGM. Zoom.

Curhat Menristek, Inovasi Mobile Lab BSL 2 Diabaikan Satgas Covid-19

Arga sumantri • 18 Desember 2020 15:04
Jakarta: Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (Menristek/BRIN) menyebut inovasi Mobile Laboratory Biosafety Level 2 (BSL 2) kurang mendapat respons baik dari Gugus Tugas Penanganan Covid-19 atau Satgas Covid-19. Ini disampaikan Bambang dalam kegiatan roadshow mobile lab BSL-2 varian bus di Universitas Gadjah Mada (UGM), Yogyakarta.
 
Selain Bambang, kegiatan itu dihadiri Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) Hammam Riza dan Rektor UGM Panut Mulyono. Hadir pula Anggota Komisi VII DPR Gandung Permadi.
 
"Saya ingin ngadu sedikit ke Pak Gandung," kata Bambang mengawali ceritanya di Kampus UGM, Yogyakarta, Jumat, 18 Desember 2020.

Sejak BPPT menciptakan Mobile Lab BSL 2 versi container, Bambang mengaku langsung menghubungi Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) sekaligus Ketua Satgas Covid-19 Doni Monardo. Bambang menerangkan kalau Mobile Lab BSL 2 hasil inovasi BPPT ini harus segera disebarkan di Indonesia untuk melakukan testing yang lebih masif.
 
"Namun sayangnya entah kenapa, gugus tugas waktu itu kok malah pakai jasa mobile juga, tapi mobilnya cuma level hiace yang diisi mesin, dan itu sebenarnya berbahaya sekali," ujar Bambang.
 
Belakangan, Bambang mendapat informasi kalau kualitas pemeriksaan mobile lab yang digunakan Satgas Covid-19 itu kurang baik dan sering salah. Bambang mengaku telah mempelajari, kalau lingkungan lab tidak steril dan dijaga, bisa membuat hasil tes berbeda.
 
 

"Yang kita urus ini bukan plastik, bukan sesuatu yang aman-aman saja, yang kita urus ini virus. Virus yang berbahaya, baik buat tenaga kesehatan, dan kalau nyebar berbahaya untuk sekeliling mobile lab itu, bukan mobile tapi mobil, itu yang sempat dipakai," ungkap Bambang.
 
Bambang melanjutkan, Satgas Covid-19 juga tak merespons positif ketika BPPT berhasil membuat Mobile Lab BSL 2 versi bus. Ia mengaku menyayangkan, padahal inovasi ini dibuat untuk kepentingan masyarakat. 
 
"Kalau yang tadi, bikin jasa pakai mobil hiace tadi, sorry to say itu komersial. Mereka istilahnya mumpung, memanfaatkan, pemerintah lagi butuh tes besar-besaran, maka dia tawarkan konsep mobil tadi," cetus Bambang.
 
Baca: Mobile Lab, Inovasi Guna Kejar Kebutuhan Tes Covid-19
 
Bagi Bambang, situasi ini menunjukkan kalau dunia penelitian dan inovasi di Indonesia masih ironis. Satu sisi dituntut mencari solusi dari sebuah masalah, namun di sisi lain, solusi yang ada seringkali tak mau dieksekusi.
 
Bambang menegaskan, tugas peneliti adalah menyampaikan temuannya. Sedangkan, urusan operasional ada di tangan pembuat kebijakan atau user. Sebagai peneliti, kata dia, hal yang paling membahagiakan ialah ketika hasil inovasinya bisa digunakan dan bermanfaat bagi orang banyak. 
 
"Saya harapkan Komisi VII, kalau misalnya yang versi bus ini ternyata kurang mendapat respons, atau tidak benar-benar dipakai, ya bagaimana lagi. karena kalau kita mengandalkan anggaran kita, tidak mungkin kita membuat dan membagikan begitu saja. Karena tugas kita bukan membagikan mobile lab, tapi melahirkan mobile lab yang diharapkan dipakai oleh user yang tepat," ungkapnya.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(AGA)
  • Halaman :
  • 1
  • 2
Read All




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan