Selain itu, pengobatan terhadap kuman TBC sudah ditemukan dan terus dikembangkan, terutama terhadap tuberkulosis yang resistan obat standar. Meski demikian, riset mengenai vaksin TBC masih tetap berjalan sampai sekarang.
Vaksin terhadap diferi (DPT atau DT) adalah contoh vaksin lain yang dianggap efektif. Namun, untuk mempertahankan efek maksimal dari vaksin ini, vaksinasi harus diulang setiap 10 tahun setelah pemberian pada masa bayi dan kanak-kanak.
Vaksin lain yang perlu dipelajari adalah vaksin influenza. Flu di negara empat musim sering menyebabkan kematian, atau minimal perawatan di rumah sakit.
Karena itu, vaksinasi terhadap flu sangat diperlukan, terutama untuk orang-orang yang mempunyai faktor risiko yang tinggi, misalnya lansia atau orang dengan gangguan paru. Karena virus-virus penyebab influenza mudah bermutasi dan kemudian tidak dikenali oleh sistem pertahanan tubuh, maka vaksin flu harus diulang setiap tahun.
"Vaksin terbaik diukur dari sudut keamanan, efek samping, pembentukan antibodi dan efikasinya," jelas Yulia.
Baca:
UNS Kembangkan Kina dan Eukaliptus Sebagai Bahan Obat Covid-19
Efikasi adalah tingkat daya lindung vaksin pada kondisi uji klinis. Kondisi uji klinis sifatnya optimal dan terkendali, baik dari penyiapan vaksinnya, maupun dari faktor orang yang mendapat vaksinnya, yaitu orang yang sehat dan memenuhi berbagai kriteria yang ditentukan peneliti.
Efikasi didapat dari uji klinis fase 3, dengan menghitung risiko terjadinya penyakit pada kelompok orang yang mendapat vaksin dan yang tidak mendapat vaksin.