Keamanan Vaksin dan Efektivitasnya
Vaksin dinyatakan aman jika tidak ada efek samping atau ringan. Kemudian, jika tidak ada kejadian ikutan pascaimunisasi (KIPI), atau hanya ringan seperti demam dan nyeri. Namun, sebenarnya tidak ada zat yang sama sekali aman. Bahkan, kata Yulia, air dan oksigen saja bisa menimbulkan bahaya pada keadaan tertentu."Keamanan vaksin dapat kita lihat pada laporan uji klinik fase satu dan dua. Tanpa bukti hasil uji klinis fase satu dan dua yang baik, maka uji klinis fase tiga tidak dapat dilaksanakan," ujar Yulia.
Artinya, jika sebuah vaksin sedang atau akan menjalani uji klinis fase tiga, seperti vaksin Sinovac di Bandung yang melibatkan lebih dari 1.600 relawan, dapat diduga bahwa vaksin tersebut terbukti aman. Menurut anggota tim uji klinis vaksin covid-19 Unpad ini, dalam uji ini akan terjawab berapa banyak orang yang mendapat vaksin terkena penyakit covid-19 dibandingkan dengan orang yang mendapat plasebo (vaksin kosong).
Baca: GeNose Ditargetkan Bisa Rapid Test 1,2 Juta Orang per Hari
Yulia menuturkan, jika mereka yang mendapat vaksin covid-19 jauh lebih sedikit mengalami sakit dibandingkan dengan mereka yang mendapat vaksin kosong, dan secara statistik perbedaannya signifikan, maka vaksin tersebut efektif dalam situasi penelitian. Efektivitas dalam masyarakat umum masih harus dibuktikan lebih lanjut.
Jika sebagian besar populasi disuntik vaksin, berapa lama vaksin tersebut akan memberikan perlindungan kepada semua populasi? Untuk menjawabnya, diperlukan pemahaman akan sejarah vaksin sepanjang masa.