Frekuensi Vaksinasi
Pengajar Departemen Ilmu Kesehatan Masyarakat Divisi Epidemiologi dan Biostatistika FK Unpad ini menjelaskan, vaksin yang sampai saat ini paling efektif dalam sejarah adalah vaksin untuk mencegah penyakit cacar (smallpox). Ini vaksin paling awal yang merupakan cikal bakal teori vaksinasi.Vaksinasi yang berdasarkan pada metode vaksin ciptaan Edward Jenner pada 1798 ini telah berhasil menumpas virus cacar dari seluruh penduduk dunia pada 1977. Sejak itu, vaksinasi cacar tidak pernah lagi diberikan kepada penduduk.
Vaksin lain yang hampir berhasil menumpas penyakit adalah vaksin polio. Berbeda dengan vaksin cacar yang hanya diberikan sekali seumur hidup, vaksin polio harus diberikan berulang-ulang agar tercapai kadar antibodi yang memadai.
Meski Indonesia telah dinyatakan bebas polio sejak 2014, proses vaksinasi masih tetap jalan untuk pencegahan. Sebab, ternyata polio masih ada di Indonesia.

Dosen Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran (Unpad) Dr. Yulia Sofiatin. Dok Humas Unpad.
Vaksin lain yang dianggap cukup efektif adalah vaksin BCG untuk mencegah TBC. Vaksin BCG digunakan sejak 1921. Berbagai riset memperlihatkan bahwa vaksin BCG yang diberikan kepada bayi baru lahir akan melindungi bayi] dari penyakit TBC paru dan TBC yang menyebar melalui pembuluh darah (TBC milier, salah satu bentuk TBC yang berat).
Beberapa riset juga memperlihatkan bahwa efek dari vaksin ini bertahan sampai 10 tahun di Inggris, 30-40 tahun di Norwegia dan 50-60 tahun di Alaska. Indonesia sendiri belum ada riset sejenis. Namun, vaksin BCG hanya diberikan sekali seumur hidup.
Setelah dewasa, perlindungan yang diberikan oleh BCG adalah perlindungan terhadap penyakit TBC berat saja. Artinya, mereka yang pernah mendapat vaksin BCG kemungkinan besar tidak akan mengalami TBC selaput otak (meningitis) atau TBC milier. Sampai saat ini, kata Yulia, perlindungan ini dianggap cukup memadai karena kedua jenis TBC ini yang menyebabkan kematian tertinggi.