"Pak Brian (Mendiktisaintek Brian Yuliarto) dan Pak Pratik (Menko PMK Pratikno) beliau akan menentukan sekolah mana yang akan menjadi destination dan bidang apa," kata Sri Mulyani dalam acara Konvensi Sains, Teknologi dan Industri (KSTI 2025) Indonesia, Kamis 7 Agustus 2025.
Adapun jurusan pilihan itu, kata dia, fokus pada bidang Science, Technology, Engineering, Mathematics (STEM). Hal ini diperlukan untuk dukungan terhadap industri strategis nasional.
"Saya akan berharap lebih banyak lagi yang mendapat beasiswa ini (LPDP)," ungkapnya.
Yang jelas, ujar Sri Mulyani, pihaknya akan terus memfasilitasi penyediaan beasiswa LPDP. Serta pembentukan SDM Indonesia sejalan dengan tujuan strategis negara ke depan.
"Supaya bisa sesuai dengan kepentingan masing-masing sektor," ungkapnya.
Lebih lanjut ia menjelaskan jika saat ini penerima LPDP mencapai 670 ribu orang. Seluruhnya adalah penerima manfaat dana abadi pendidikan sebesar Rp 154,1 triliun.
Sri Mulyani mengaku ia merupakan salah satu sosok penggagas dana abadi pendidikan. Pada tahun 2009, Sri Mulyani memulai Dana Abadi Pendidikan dengan dana sebesar Rp1 triliun.
Menurut Sri Mulyani, pembentukkan Dana Abadi Pendidikan agar anggaran pendidikan tidak terbuang percuma. "Make sure bahwa anggaran 20 persen di dalam APBN Yang diamanatkan konstitusi tidak wasted. Jadi kalau tidak terbelanjakan, dia harus menjadi dana abadi," ujar Sri Mulyani.
Selain itu, Sri Mulyani mengungkapkan salah satu alasan dibuatnya Dana Abadi Pendidikan. Ia ingin banyak masyarakat Indonesia mampu mampu melanjutkan studi ke universitas luar negeri.
"Itu saya merasa minder karena banyak orang Indonesia yang tidak mampu sekolah di the best university," ucapnya.
Saat ini Dana Abadi Pendidikan adalah sebesar Rp154 triliun. Dana Abadi Pendidikan ini untuk mendorong peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia.
| Baca juga: Profesi Pendidik Tidak Dihargai di Indonesia, Sri Mulyani Akui Realita Kecilnya Gaji Guru dan Dosen |
KSTI 2025 dilaksanakan pada 7-9 Agustus 2025. Kegiatan ini turut mengundang lebih dari 350 pimpinan perguruan tinggi di Indonesia, serta ribuan peneliti terbaik yang ada di Indonesia serta diaspora.
Konvensi ini menitikberatkan pada integrasi riset, pendidikan tinggi, dan industri dalam delapan sektor prioritas yaitu pangan, energi, kesehatan, pertahanan, maritim, hilirisasi dan industrialisasi, digitalisasi (termasuk AI dan semikonduktor), serta material dan manufaktur maju.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id